Selasa, 30 April 2013

Welcome to Hanoi




19 Februari 2012,

Terlalu pagi sepertinya penerbangan hari itu, padahal malam harinya kami masih pulang larut akibat mengunjungi Patpong Night Market (the red light zone in Bangkok). Sudah pukul 12 malam saat itu, dan seolah belum terlampau larut kami melanjutkan dengan bersantai menikmati pijat pinggir jalan ala Khaosan di Soi Rambuttri sampai hampir jam 2 malam. Benar-benar setiap tetes waktu di Bangkok kami manfaatkan baik-baik karena sepertinya tak cukup waktu 3 hari untuk menjelajahinya.

Pesawat kami bertolak dari Suvarnabhumi International Airport pada pukul 6.50 pagi menuju Noi Bai International Airport di Hanoi. Penerbangan dari Bangkok ke Hanoi ditempuh sekitar 2 jam ke arah utara. Kelima temanku yang lain tak banyak berkomentar tentang kemana dan seperti apa tempat yang bakal kita tuju, karena kami semua belum pernah menginjakan kaki sama sekali di Vietnam.

Kami sepenuhnya menggantungkan nasib liburan kami di Vietnam berdasar petunjuk-petunjuk yang tertera di tripadvisor.com. Untunglah sebelum kami tiba di Vietnam kami telah membooking Ha Long Bay Cruise online. Setidaknya telah ada gambaran kemana kaki kami akan melangkah selama kami di Vietnam.

Kami tertidur sepanjang penerbangan dan dipaksa untuk sadar oleh suara pramugari yang menyampaikan bahwa beberapa saat lagi kami akan mendarat di Noi Bai International Airport of Hanoi. Tak terlalu banyak yang bisa dilihat dari jendela pesawat selain hamparan sawah diselingi desa-desa yang membentuk cluster-cluster tersebar yang dipisahkan sawah.

"Welcome to Hanoi!" teriak seorang pramugari dengan nada sedikit bernyanyi dan melengking membuat seisi penumpang menahan tawa. Tampaknya ia sangat antusias menunjukan betapa luar biasa dan indahnya tempat di mana pesawat kami akan mendarat : Hanoi.

Kami disambut oleh deretan pesawat berwarna biru, berlambang teratai berwarna kuning dan bertulisan "Vietnam Airlines". Yeahh, finally....! Kami mulai mereka-reka petualangan apa lagi yang akan kami temui selama 5 hari kunjungan kami di Vietnam.

2 Jam penerbangan ke arah utara membuat hitungan garis lintang bertambah dan tak sadar kami sudah berada sejajar dengan bagian selatan China. Hanoi saat itu sedang memasuki musim dingin dan suhu berkisar antara 10-14 derajat celcius, dan berita konyolnya adalah kami berenam tidak ada yang menduga bahwa suhu akan jatuh sebegitu dinginnya. Itulah kesan pertama yang kudapat dari Hanoi : DINGIN.


Hanoi adalah kota yang dikelilingi air dan areal persawahan dengan kelompok pemukiman yang tersebar. Kota ini dibelah oleh Sungai Merah (Red River) yang berwarna kemerahan. Setidaknya ada 7 sungai yang harus kita sebrangi jika ingin memasuki Hanoi. Pusat kota (daerah Old Quarter) juga didominasi dengan keberadaan Danau Hoan Kiem yang menjadi tempat wajib untuk dikunjungi apabila kita berkunjung ke Hanoi. Selain itu ada West Lake, danau besar yang terletak di sebelah barat laut Hanoi yang terkenal dengan Tran Quoc Pagoda nya.

Ha Noi, Vietnam
Kami menginap di Hotel Hanoi Eclipse yang berlokasi strategis di Old Quarter. Hotel di Hanoi umumnya menempati bangunan seperti ruko, kecil, kompak, padat namun dengan pelayanan yang luar biasa ramah. The Main attraction of Hanoi is Halong Bay, yang dapat dicapai dengan travel selama 4 jam. Hari pertama kami akan menikmati Hanoi, hari kedua kami akan menuju Halong bay (menginap di cruise) dan kembali ke Hanoi pada hari ketiga. Jadwal tersebut adalah lazim jika kita berkunjung ke Hanoi, dan berita baiknya adalah hotel-hotel di Hanoi bersedia untuk menerima titipan travel bag kita selama kita di Halong tanpa dikenai biaya apapun asal kita kembaali ke hotel yang sama pada hari ketiga sepulang dari Halong. Hal tersebut sangat membantu dan membuat hotel-hotel di Hanoi perlu diacungi jempol atas keramahan dan pelayanannya.

"Dingin" adalah kesan pertamaku terhadap Hanoi, "Anggun dan Elegan" adalah kata berikutnya yang kuberikan untuk mendeskripsikan ibukota Vietnam ini. Perancis pernah berkuasa di negara ini, dan sisa peninggalan Perancis nampak pada bangunan-bangunan kuno seperti St. Joseph Cathedral, Hanoi Opera House, Metropole Hotel dan bangunan lain di kawasan Old Quarter. Kata anggun juga dapat ditujukan pada cara berpakainan penduduk di Hanoi yang kunilai di atas rata-rata.

Old Quarter adalah daerah yang unik, dimana terdapat 36 jalan di daerah ini yang dinamai sesuai barang yang dijual di jalan tersebut. Contohnya Hang Gai yang menjual sutera, Hang Bac yang menjual perak, Hang Bong yang menjual kapas, dan lain-lain. Aku tinggal di jalan Hang Quat (street of fans) selama di Hanoi, kenyataan nya saat ini yang dijual adalah perlengkapan sembahyang bukan lagi kipas.

Ini dia list dari nama jalan di Old Quarter beserta dagangan yang dulu dijualnya pada jaman dulu (karena sekarang sudah tidak spesifik lagi antara nama jalan dengan barang yang dijual):
Bát Đàn (wooden bowls), Bát Sứ (china bowls), Chả Cá (roasted fish), Chân Cầm (string instruments), Chợ Gạo (rice market), Gia Ngư (fisherman), Hài Tượng (sandals), Hàng Bạc (silversmiths), Hàng Bè (rafts), Hàng Bồ (baskets), Hàng Bông (cottons), Hàng Buồm (sails), Hàng Bút (brushes), Hàng Cá (fish), Hàng Cân (scales), Hàng Chai (bottles), Hàng Chỉ (threads), Hàng Chiếu (mats), Hàng Chĩnh (jars), Hàng Cót (bamboo latices), Hàng Da (leather), Hàng Đào (silk dyes), Hàng Đậu (beans), Hàng Dầu (oil), Hàng Điếu (pipes), Hàng Đồng (copper), Hàng Đường (sugar), Hàng Gà (chicken), Hàng Gai (hemp), Hàng Giấy (paper), Hàng Giầy (shoes), Hàng Hành (onions), Hàng Hòm (cases), Hàng Hương (incense), Hàng Khay (trays), Hàng Khoai (sweet potato), Hàng Lược (comb), Hàng Mã (votive papers), Hàng Mắm (pickled fish), Hàng Mành (bamboo screens), Hàng Muối (salt), Hàng Ngang (transversal street), Hàng Nón (hats), Hàng Phèn (alums), Hàng Quạt (fans), Hàng Rươi (clam worms), Hàng Than (charcoal), Hàng Thiếc (tin), Hàng Thùng (barrels), Hàng Tre (bamboo), Hàng Trống (drums), Hàng Vải (cloths), Lò Rèn (blacksmiths), Lò Sũ (coffins), Mã Mây (rattans), Ngõ Gạch (bricks), Thuốc Bắc (herbal medicines).
Walau main attraction dari Hanoi berada di Halong Bay, namun kota ini sendiri sangat layak untuk disinggahi. Ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi selama di Hanoi, yaitu :
  • Hoan Kiem Lake; pastikan mengunjunginya saat pagi hari dimana Hanoi mulai menggeliat dan malam hari saat gemerlap dan suasana romantisnya terasa. Jangan lupa singgah di Ngoc Son Temple yang terletak di tengah danau.
  • Thang Long Water Puppet Show; merupakan tempat yang sempurna untuk mendengarkan orkestra ala Vietnam yang mantap walau shownya sendiri terbilang biasa. Dengarkanlah suara Dan Bau (alat musik petik tradisional Vietnam yang terdiri dari hanya satu senar) yang konon dulu ditakuti para orang tua karena dapat membuat para gadis Vietnam tergila-gila pada setiap pemainnya karena suaranya yang sangat indah.
  • Ba Dinh Square, Ho Chi Minh Mausoleum (tempat menyimpan jenasah Ho Chi Minh yang diawetkan), Chua Mot Chot (pagoda dengan satu pilar) yang terletak di satu kompleks dengan penjagaan ketat.
  • Flag tower dan museum perang
  • St. Joseph Cathedral
  • West Lake dengan Tran Quoc pagoda nya
  • Night market di old quarter
  • Menikmati kopi Vietnam yang luar biasa istimewa di Highlands Coffee atau Trung Nguyen Cafe.
  • Menikmati makanan khas Vietnam seperti Nom Bo Kho, Pho, Luc Lac di pinggiran old quarter atau di Pasar Malam. Berbagai jajanan seperti Ban Choi yang seperti wedang ronde, Jagung pipil yang ditumis bersama terasi, aneka asinan buah dengan bumbu khas, dan menikmati Es krim di malam hari sambil bersantai di Hoan Kiem Lake.
Banyak hal yang bisa direkomendasikan dan membuat kota ini layak dikunjungi. Nikmatilah dan semoga jingle Welcome to Hanoi juga menyambut anda di kemudian hari.


Vietnam Dong (1 USD = 20.000 Dong = 10.000 Rupiah)
Thang Long Water Puppet Theatre, Hoan Kiem District, Ha Noi



Flag Tower and War Museum of Hanoi

Hanoi Opera

Ha Noi Old Quarter


One Pillar Pagoda (Chua Mot Chot)

Pen Tower in Hoan Kiem Lake

Nha Tho Lon Ha Noi
St. Joseph Cathedral

Pengerajin Sulaman ala Vietnam

War Museum

Ha Long Bay

Hoan Kiem Lake 

Related articles :
My South East Asia Tour on February
Vietnam Cuisine : Nom Bo Kho and Pho
Vietnam's Cathedral

Sabtu, 20 April 2013

Tutong, Brunei : Taman Seri Warisan Emas


Taman Seri Warisan Emas adalah nama sebuah taman yang terletak di tengah kota Tutong. Letaknya memang cukup strategis yaitu diantara Kawasan Bukit Bendera dan Dewan Seri Kenangan, namun kadang terlewatkan karena sedikit masuk dari tepi jalan. Taman ini merupakan salah satu landmark dari kota Tutong selain "Keris Monument" di Batu Bendera.

Keris Monument, Tutong yang terletak di depan gedung RTB  Brunei
Taman ini dibangun pada tahun 2006 sebagai persembahan ulang tahun Sultan Hassanal Bolkiah yang ke 60 dari penduduk Tutong. Namun walaupun masih tergolong baru, taman ini nampak kurang terawat. Walaupun demikian yaaa masih cukup bagus untuk dijadikan tempat untuk berfoto di Tutong.

arca di Taman Seri Warisan Emas, Tutong, Brunei Darussalam
Monumen di Taman Seri Warisan Emas, Tutong, Brunei Darussalam
Monumen yang terdapat di taman ini memiliki makna tersendiri.
Sebuah Globe dangan menonjolkan peta Negara Bagian Tutong dikelilingi angka "60" melambangkan Negara Brunei Darussalam yang aman, makmur di bawah perlindungan dan senantiasa berkidmat pada Allah. Angka 60 menunjukan maksud pendirian monumen ini sebagai peringatan ulang tahun Sultan yang ke-60.

Satu set alat musik "Gulingtangan" (Gamelan dalam bahasa Indonesia) melambangkan kekayaan khazanah seni budaya rakyat yang menggambarkan keelokan dan kehalusan budaya Brunei

Replika Beduk, Tekiding, Lasok dan Nyiru di Taman Seri Warisan Emas; Tutong - Brunei Darussalam
Di bagian belakang terdapat replika "Beduk" yang menjadi perlambang hubungan rakyat dalam perkembangan syiar agama Islam di masa lampau. Terdapat juga replika "Tekiding", "Lasok" dan "Nyiru" yang menunjukan kekayaan seni kerajinan tangan yang sekaligus berguna untuk mengolah padi sebagaimata pencaharian utama masyarakat yang menunjang kemantapan ekonomi negara.



Tutong brunei
Fotoku di Tutong, Brunei Darussalam, Januari-Februari 2012
Related Articles :

Jumat, 12 April 2013

Proverbs 3:5-6


“Trust in the Lord with all your heart and lean not on your own understanding; in all your ways acknowledge HIM and He will make your paths straight.”

Rabu, 10 April 2013

Attractive Airline : Nok Air



Salah satu faktor pertimbangan penting bagiku dalam memilih suatu maskapai udara adalah harga. Memang keselamatan penting sih, namun saya lebih berpasrah ke pihak berwenang yang seharusnya telah memastikan agar setiap pesawat layak terbang, walau saat itu yang diperiksa adalah low-cost-airlines.

Berdasar faktor harga itulah aku terbiasa mengecek beberapa maskapai yang terkenal murah dan sering memberikan penawaran menarik. maskapai tersebut diantaranya Airasia, Tiger Airways dan Mandala Airlinesnya, Merpati Air, Cebu Pacific Air.

Pada tahun 2013 ini aku tidak terlalu banyak merancang acara liburan. Namun aku tergoda, semua berawal dari promo Mandala Airline yang memberikan free return ticket untuk tujuan Jakarta-Bangkok. Setelah berhasil mendapatkan tiket Jakarta-Bangkok, aku putar otak untuk mendapatkan tiket murah lainnya untuk menuju Chiang Mai, karena Chiang Mai lah sasaran utamaku pada trip ini. Beberapa maskapai ku cek untuk mendapat harga terekonomis penerbangan domestik antara Bangkok-Chiang Mai. Berawal dari itulah aku berkenalan dengan Nok Air, maskapai lokal Thailand yang menawarkan harga murah. Untuk penerbangan Bangkok_Chiang Mai kadang mereka memberikan tarif di bawah 1000 baht (300 ribu). Pas deh kalau begitu, ku melakukan reservasi walau sedikit kuatir dan mendapat tarif 1200 baht termasuk airport tax dan lain-lain.

Namun, pada saat hari penerbanganku aku cukup puas dengan pelayanan mereka. Mereka memberikan fasilitas free wifi di ruang tunggu airport yang dapat di log in dengan memasukan kode booking (lumayan bisa internetan sambil nunggu pesawat). Mereka juga menyediakan self check in via gadget dan internet dan kita bisa memilih seat sesuai yang kita mau dan FREE alias Gratis.

Saat menunggu di Don Mueang Airport, aku juga tak bisa duduk diam. Pesawat Nok Air yang berwarna-warni, kartun banget dan eye catching membuat aku sibuk memfoto-foto tiap pesawat Nok Air yang lewat, karena desainnya yang berbeda-beda.

Saat memasuki kabin sih yaa kesannya biasa saja karena ternyata interiornya jelas menunjukan bahwa ini pesawat lama. Tapi mereka memberikan free makanan  dan minuman dalam penerbangan (lumayan lohh Auntie Anne Pretzel makanannya). Riuhnya bahasa Thai yang digunakan dalam pesawat membuat sensasi lain bahwa aku benar-benar ada di Thailand.

Aku sih cukup merekomendasikan maskapai ini bila kita ingin melakukan penerbangan domestik di Thailand.  Nih Link menuju website mereka.

Oiya, aku tampilkan juga beberapa pesawat Nok Air yang sempat ku foto saat aku menunggu penerbangan menuju Chiang Mai. Unik ya!

Don Mueang International Airport of Bangkok (DMK)
My Boarding Pass








Related Articles :
Free Shuttle Bus antara Suvarnabhumi dan Don Mueang Airport
Phuket, Bangkok atau Chiang Mai ?
Street Food ala Bangkok

Selasa, 02 April 2013

South East Asia Noodles

Inilah beragam jenis hidangan berbahan dasar mie yang berasal dari Asia Tenggara yang pernah mampir di perutku.


Curry Noodle ala Penang Malaysia, enak nih yang ini
Pad Thai, dari namanya sudah ketahuan darimana asalnya
Thailand : Sukothai Style Noodle Soup with BBQ Pork
"Pho", Bakalan sering ketemu kalau kita ke Vietnam
Mee Mamak ala Brunei, rasanya legit asam manis dan lezat
Kolo Mee ala Brunei, seingatku rasanya cukup standar
Dari Kamboja Mie Instant ala Kamboja hahaha, Sori kayaknya nggak makan Mie pas di Kamboja
Laos style noodle. Mie nya pipih ala kuetiau tapi lebih lembut dan kuahnya ber terasi
Mie Ala Laos lainnya yang kumakan di Donsao Island, Golden Triangle
Mie Kepiting ala Pontianak, Yummy
Semangkuk Mie Kepiting khas Pontianak yang rasanya superrr
Laksa Bogor with Rice Noodle
Mie Cakalang ala Manado, paling pas dimakan pakai sambal Ikan Roa... rasanya mantap banget
Mie Ongklok ala Wonosobo-Dieng. Rasanya manis dengan kuah kental dan pas dimakan dengan sate
Mie Aceh dengan kuah kambing dan rempah dan cukup menyengat
Mie Kangkung ala Jakarta dengan  kuah kental yang manis. Varian lain mie yang patut dicoba
Tak pernah ada yang salah saat menyantap semangkuk Mie Ayam Jamur ala Bangka, Salah satu favoritku
Cui Mie Malang yang rasanya MANTAP abis
Singaporean Laksa, Yummy

Asam Laksa ala Penang dan Ais Kachang (alias Es Kacang)
Fried Wonton Noodles and Soup Wonton Noodles ala Penang, Malaysia
The legend one of Penang Cuisine : Char Koay Teow
Hokkien Noodle ala Penang
Bersama Mie Kari ala Penang dan segelas teh tarik.  Mak nyuss!


Related Articles :
Brunei Cuisines : Ambuyat, Nasi Katok
Indonesia Cuisines : Manado Cuisine, Kawok, Ayam Betutu, Papeda
Thailand Cuisines : Bangkok Street Food, Khao Neeo Mamuang
Vietnam Cuisines : Nom Bo Kho and Pho
My South East Asia Tour on February 2012 (BruneiIndonesiaSingaporeThailandVietnamKambojaMalaysia)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...