Rabu, 11 Desember 2013

11.12.13


Minggu ini aku mendapat pesan via whatsApp. Isinya sih simple bahwa kita adalah angkatan yang beruntung karena berkesempatan melewatkan tanggal-tanggal unik bersliweran di kalender kita.
01/02/03
02/03/04
03/04/05
04/05/06
05/06/07
....
dan hari ini kita berkesempatan menikmati 11/12/13.

Aku sempat mencicipi ulang tahun di tanggal unik juga 8 tahun yang lalu : 05/05/05 alias 5 Mei 2005. Haha itu tanggal ulang tahun terunik ku yang kurayakan secara sederhana dengan duduk minum es kelapa muda di tepi Situ Cikaret di Cibinong sambil ngelamun. Sibuk banget saat itu, karena aku sedang menjalani Koass stase Ilmu Penyakit Syaraf di RSUD Cibinong yang pasien-pasiennya lumayan bikin kelimpungan.

11/12/13 juga mengingatkan aku bahwa tahun ini akan segera berakhir. Kenapa ya kok semakin ke sini rasanya hari-hari semakin cepat lenyap berlalu.

Di tahun ini banyak keputusan dan kejadian penting yang nampaknya akan mengubah masa depanku dengan cukup signifikan.
  • Dimulai dengan keputusan menyisihkan sebagian tabunganku untuk membeli sebuah rumah kecil perdana ku di Cirebon. Ini adalah barang termahal yang pernah aku beli so far hahaha
  • Kemudian tahun ini juga aku mengambil keputusan untuk melanjutkan kuliah dengan mengambil Spesialisasi dan puji Tuhan pas pengumuman bulan Juli aku diterima di Bagian Psikiatri Universitas Indonesia. Jadilah separuh tahun ini sebagian aktivitasku disibukkan dengan hal-hal seputar residensi psikiatri. (Nb. bakalan jadi agak susah jalan-jalan nih untuk 3,5 tahun ke depan...)
  • Dan yang terakhir yang sangat penting bahwa aku mengambil keputusan untuk menikah tahun ini. Menikahnya sih memang tahun depan di bulan Februari, tapi keputusannya diambil tahun ini dan repotnya sudah lebih dari 8 bulan kayaknya.
Kalau untuk urusan travelling, tahun ini cukup berwarna-warni sih terutama di separuh awal tahun ini. Tapi setelah bulan Juli sih sudah STOP gara-gara kewalahan dengan kuliah sambil kerja (lagi mau ngirit juga sih, soalnya gak bisa kerja full dan butuh modal untuk nikah hahaha)

Trip jalan-jalan perdana ku pada tahun ini dimulai pada bulan Februari 2013 dengan mengunjungi Penang, Malaysia. Trip ini sangattt ekonomis dan terwujud berkat tiket murah Airasia dan tarif hotel ekonomis di Tune Hotel Penang (yang aku beli nyaris setahun sebelumnya). Sengaja aku memilih Februari untuk mengunjungi Penang, karena perayaan Imlek dirayakan meriah di pulau ini. Ribuan lentera yang menyala di Kek Lok Si Temple merupakan hal yang sangat berkesan saat aku mengunjungi Penang. Dan kuliner di kota ini memang perlu kuberi jempol karena enak, unik dan murah. Penang aku rekomended lah walau sebagian orang melabel Penang sebagai kota untuk berobat di luar negeri doang.

Lautan lampion di Kek Lok Si Temple salama perayaan Imlek (Penang-Malaysia)
Bulan Maret kembali menjadi bulannya Thailand. Gak tau kenapa aku suka banget dengan Thailand. Sampai beberapa teman mengira aku berdarah Thailand dan sering ke sana untuk pulang kampung hahaha. Chiang Mai dan Chiang Rai adalah sasaranku pada trip ini (plus transit dan jalan-jalan di Bangkok juga sih). Ini adalah trip favoritku tahun ini. Menikmati Thailand dari sisi yang lembut, alami, kultural dan artistik. Chiang Mai adalah kota yang memiliki "nyawa" sama seperti Hanoi di Vietnam atau Bali dan Jogja di Indonesia.
Chiang Rai dan Golden Triangle menjadi pelengkap trip kali ini. Kesampaian juga mengunjungi daerah perbatasan 3 negara yang dulunya terkenal sebagai gudang opium. Bonusnya : aku bisa masuk ke Laos, namun untuk Myanmar aku harus puas hanya memandanginya dari border gate sambil berdoa : "someday... someday..." hiks hiks
 
Wat Chiang Man, Chiang Mai
Wat Rong Khun, Chiang Rai
Golden Triangle, dibentuk dari bergabungnya sungai Ruak ke Sungai Mekhong yang  mempertemukan 3 negara : Thailand, Laos dan Myanmar
With my honey at Mae Sai -Northernmost point of Thailand. Sungai kecil ini menjadi pemisah antara Thailand dan Myanmar. Dan aku cuma bisa melihat bendera Myanmar berkibar di sisi jembatan lainnya tanpa bisa melintasi border T.T someday...somedayyy....
Donsao Island, Laos. Laos menjadi negara ke-9 yang aku kunjungi so far
Masih di bulan Maret aku ikut membantu sebagai tim medis dalam pelayaran pertama Floating Hospital doctorShare. Di pelayaran perdana ini, kami mengadakan baksos, UKS dan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Baksos bersama tim doctorSHARE ke Pulau Pramuka dan Pulau Panggang (Kepulauan Seribu)
April aku mengunjungi Belitung masih bersama tim doctorShare dalam rangka pelayanan kesehatan di sana. desa Gantung adalah tempat kami tinggal dan mengadakan pelayanan selama di Belitung. Bagi yang pernah membaca novel Laskar Pelangi mungkin masih ingat bahwa desa Gantung adalah tempat di mana kisah Laskar Pelangi dimulai.. Dan aku benar-benar bertemu Andrea Hirata juga sang penulis novel di sana. Belitung aku rekomend sebagai tempat short escape buat warga Jakarta yang udah pada sumpek dan butuh liburan. Letaknya gak terlalu jauh dan pantai plus kulinernya aduhai banget.

Pantai Tanjung Tinggi, Belitung
Pas banget Andrea Hirata sedang ada di Gantung saat kami mengadakan baksos di desa itu. Bisa foto bareng deh :p
Replika SD Muhamadiyah Gantung, Belitung. SD nya Laskar Pelangi
Mei menjadi bulan istimewa di tahun ini. Mimpiku terwujud untuk mengunjungi Eropa. Dalam rangka kerja sih, jadinya jalan-jalan nya kurang puas tapi untungnya dapet uang bo!  Kapan lagi jalan-jalan ke Eropa sambil dibayar hahaha. 6 hari di Spanyol itu sesuatu banget buat aku (tepatnya 6 hari di Barcelona sih, cuma 1 kota doang yang kukunjungi, Madrid pun gak kusentuh). Barcelona punya banyak hal untuk ditawarkan bagi para wisatawan; kotanya perpaduan old and new -masih banyak bangunan bergaya gothic, berpadu dengan bangunan nyeleneh ala Antonio Gaudi yang menjadi icon ditambah bangunan kontemporer yang unik... keren lah. Panjang ceritanya tapi intinya Barcelona keren. Kunjungan ke Camp Nou markas FC Barcelona bikin tambah keren.

Schiphol Airport / Belanda, menjadi pintu gerbangku menapaki benua biru
Sagrada Familia Church, Salah satu icon Brcelona yang merupakan mahakarya Antonio Gaudi
Camp Nou Barcelona
Trip ke Spanyol menjadi penutup sebelum aku memulai hari-hari ku kembali sebagai mahasiswa. Juni - November aku stay 100 persen di Jakarta duduk manis mendengarkan kuliah di Universitas Indonesia.

Desember ini baru kesampean untuk travelling lagi. Kali ini ke Malang, Jawa Timur dalam rangka lamaran (cieee). Dan seperti kata pepatah : sambil menyelam, minum air; maka aku melengkapinya dengan mengunjungi Bromo bersama mama ku. :)

Padang rumput di Bromo
Ke Bromo bersana mama dan adikku
Related Articles :
12.12.12
My Journey Kaleidoscope on 2011

Minggu, 01 Desember 2013

Who Am I ?

Fatu Ulan Misty Forest, Timor Island - Indonesia



Who am i?
That The Lord of all the earth,
Would care to know my name,
Would care to feel my hurt.
Who am i?
That The Bright and Morning star,
Would choose to light the way,
For my ever wandering heart.

Who am i?
That The Eyes that see my sin
Would look on me with love
And watch me rise again.
Who am I?
That The Voice that calmed the sea,
Would call out through the rain,
And calm the storm in me.

Not because of who i am,
But because of what You've done.
Not because of what i've done,
But because of who You are.

I am a flower quickly fading,
Here today and gone tomorrow,
A wave tossed in the ocean,
A vapor in the wind.
Still You hear me when i'm calling,
Lord, You catch me when i'm falling,
And You've told me who i am.
I am Yours.

Whom shall i fear?
Cause i am Yours.

Minggu, 24 November 2013

Wat Phan Tao, Chiang Mai



Kalau disuruh memilih mana wat yang menjadi favoritku di Old City Chiang Mai, maka aku akan memilih Wat Phan Tao. Kenapa sih? Bukannya ada Wat Chedi Luang yang antik dengan chedi nya; atau Wat Phra Singh yang megah; atau Wat Chiang Man yang iconic dan yang paling tua? Sederhana jawabnya, karena Wat Phan Tao dindingnya terbuat dari kayu yang telanjang tanpa polesan cat keemasan layaknya wat lainnya. Tampak sederhana, artistik, natural plus memberi rasa damai dan sejuk yang lebih dibanding wat yang lain. Sisi artistik lainnya tampak di deretan chedi di bagian luar yang terbuat dari anyaman bambu. Unik banget dan baru pertama kali gua ketemu yang model begitu.

Wat Phan Tao berarti "Biara Seribu Perapian". Ini mungkin disebabkan karena fakta bahwa Wat Phan Tao digunakan untuk pengecoran patung Buddha untuk Wat Chedi Luang. Bangunan ini awalnya dibangun bukan sebagai sebuah biara, tetapi sebagai bangunan istana kerajaan (kham ho) untuk penguasa Chiang Mai, Chao Mahawong, yang menggunakan struktur 1846-1854. Wat Phan Tao awalnya berdiri di atas panggung, tapi ini dihilangkan ketika bangunan itu diperbaharui sebagai sebuah biara pada tahun 1876. Beberapa jejak hunian Chao Mahawong itu masih dapat dilihat, misalnya, atap pelana ujung depan dihiasi dengan gambar burung merak berdiri di atas anjing tidur. Anjing adalah simbol zodiak tahun kelahiran Chao Mahawong itu. Gambar anjing juga hadir di jendela kiri pada fasad depan, meskipun tidak ada di sisi kanan.

Wat Phan Tao dengan dinding yang terbuat dari kayu dan deretan chedi yang berupa anyaman
Altar dan patung Buddha di dalam Wat Phan Tao
Berfoto di dalam Wat Phan Tao
Pintu masuk utama Wat Phan Tao, perhatikan mozaik merak di pintu masuk utamanya.
 
Ini dia mozaik merak yang berdiri di atas anjing tidur yang didedikasikan bagi Raja Chao Mahawong yang mendirikan kuil ini. Anjing adalah Shio dari Raja Chao Mahawong; dan menjadikan kuil ini memiliki nilai istimewa bagi orang yang bershio anjing (termasuk saya juga karena bershio anjing)


Chedi unik di Wat Phan Tao yang terbuat dari anyaman bambu.

Chedi Lainnya di Wat Phan Tao

Deretan lonceng di Wat Phan Tao, bunyikanlah untuk mendatangkan keberuntungan
Tambah cantik di malam hari berkat lampu yang sedikit kebiruan


Related Articles 
Wat di Chiang Mai : Wat Chiang Man; Wat Prathat Doi Suthep; Wat Pha Bong; Wat Prasat

Kamis, 31 Oktober 2013

I amsterdam


Yeahh, tahun ini salah satu mimpiku terwujud : "Pergi ke Eropa".
Eropa adalah seperti "tanah suci" bagi hobi travellingku. Kalau disuruh isi 10 negara di dunia yang ingin kukunjungi, hampir seluruhnya diisi negara Eropa.
5 Mei 2013 adalah saat pertama kali aku menapakan langkahku ke Benua Biru itu. Tanggal yang mudah aku ingat, karena 5 Mei merupakan hari ulang tahunku. Semua seperti kado, karena perjalananku ke Eropa ini tanpa mengeluarkan biaya (aku bekerja saat itu sebagai dokter bagi grup tur), dan merupakan perjalanan dengan akomodasi termewah (karena biasanya aku travelling semi backpacker tapi kali ini nginep di Hilton Diagonal Mar, Barcelona bow :p).

Belanda ternyata adalah negara pertama yang aku injak di Eropa. Memang kali ini hanya trip ke Spanyol saja sih. Belanda cuma dijadikan tempat transit pesawat saja. Kalau dibilang overexcited sih terus terang iya lah. KLM direct flight Jakarta-Amsterdam menerbangkan aku jauh sekali. beribu-ribu kilometer jauhnya. 16 jam perjalanan jauhnya. Pokoknya puas deh seharian duduk di kursi pesawat. Sampe pegel, bosen, nengok-nengok jendela pun percuma soalnya gelap (aku naik penerbangan malam soalnya). Sesekali lewat daerah dengan kelipan lampu yang luas yang  kuduga kota sambil membayangkan ...ah mungkin dibawahku India atau Russia atau..., someday...someday i will be there :)

Langit menjadi sedikit berwarna. Sudah fajar rupanya. Di jendela tampak tanah datar terhampar dan dibelah kanal-kanal raksasa dengan kapal-kapal besar berlayar di dalamnya. Aku tidak mungkin salah tebak, kali ini pemandangan di jendela pesawatku pasti Belanda sang negeri kincir angin. Matahari baru saja terbit saat aku mendarat di Schiphol Airport. 
Belanda dengan kanal-kanalnya
Yuhuu.. Amsterdam I'm coming (monitor pesawat sebelum landing)
Masih subuh pas landing di Schiphol Airport
Schiphol adalah bandara yang rutin masuk ke dalam daftar bandara terbaik di dunia. Bandaranya besar sih dan terbagi menjadi beberapa terminal namun tetap satu atap alias nyambung baik untuk penerbangan interkontinental maupun lokal. Bangunannya yang masih satu atap memudahkan kami melakukan transit antar pesawat.  Papan petunjuknya pun cukup jelas sehingga tak terlalu sulit kami menemukan ruang tunggu untuk transit pesawat untuk menuju Barcelona.

Schiphol Airport
Schiphol International Airport of Holland

Schiphol International Airport of Holland
Deretan toko souvenir "I amsterdam" berjajar di beberapa sisi bandara. Nyesel banget saat itu karena tidak beli souvenir. Aku pikir... nanti aja pas pulang toh singgah di Schiphol lagi, taunya pas perjalanan pulang, kami terbirit-birit karena waktu transit yang pendek ditambah repotnya antri imigrasi. Tapi setidaknya ada oleh-oleh foto deh haha. 

I amsterdam
I amsterdam
Pesawat KLM lainnya dengan tujuan Amsterdam-Barcelona tak lama tiba dan mengantarkan aku ke salah satu negara favoritku : SPANYOL. ¡Hola España!


Jumat, 25 Oktober 2013

Wat Prasat, Chiang Mai


Wat Prasat adalah nama salah satu dari lebih 40 wat yang terletak di dalam kompleks Old City Chiang Mai. Memang bukan Wat utama, namun letaknya yang berdekatan dengan Wat Phra Singh yang terkenal menjadikannya sayang untuk dilewatkan. 

Wat Prasat diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-16. Bangunan inti Wat Prasat terdiri dari Ubosot (tempat penahbisan), sebuah Viharn (ruang doa) dan Chedi (pagoda). Ketiga bangunan tersebut berjajar dalam satu garis lurus.

Viharn pada Wat Prasat dibangun dengan gaya ala Lanna dengan atap berjenjang yang terbuat dari kayu dan full dekorasi berwarna keemasan. Pada pintu masuknya terdaapat tangga dengan 2 naga pada sisinya.

Hal unik dari Wat Prasat adalah adanya terowongan pendek yang menghubungkan Viharn dan Chedi. Hal ini dirasa ganjil karena pada umumnya pintu masuk Viharn berhadapan dengan patung Buddha. Namun di Wat Prasat pintu masuk Viharn berhadapan dengan terowongan menuju Chedi.

Wat Prasat terletak di tepi jalan Inthawororot. Buka mulai jam 6 pagi sampai jam 5 sore.





Wat Prasat, Chiang Mai

Related Articles :
Wat di Chiang Mai : Wat Chiang Man; Wat Prathat Doi Suthep

Sabtu, 19 Oktober 2013

Wat Chiang Man, Kuil Tertua di Chiang Mai


Jika anda mengunjungi Chiang Mai - Thailand, maka kita akan familier dengan Old City of Chiang Mai. Kota tua tersebut berbentuk persegi dengan sisi masing-masing sepanjang 1,6 kilometer. Kota itu dikelilingi oleh parit dan tembok kota yang saat ini hanya tersisa di 5 gerbang old city.

Yang unik dari Old City adalah banyaknya "Wat" atau kuil yang terletak di area itu. Total ada 40 lebih Wat di Old City (dan lebih dari 300 di seluruh kota Chiang Mai). Setidaknya ada 3 Wat utama  di kompleks Old City yang wajib dikunjungi, yaitu : Wat Phra Singh, Wat Chedi Luang dan Wat Chiang Man.

Wat Chiang Man (atau biasa disebut Wat Chiang Mun, วัดเชียงมั่น) terletak di sebelah timur laut Old City dan merupakan Wat tertua di Chiang Mai dan dibangun pada tahun 1297. Sejarah Wat Chiang Man erat kaitannya dengan berdirinya kota Chiang Mai itu sendiri. Dimana Wat Chiang Man merupakan salah satu bangunan awal dan Wat yang pertama dibangun saat King Mengrai bermaksud mendirikan ibukota baru dari Kingdom of Lanna menggantikan Chiang Rai. Dari Wat ini pula lah King Mengrai mengawasi pembangunan ibukota baru tersebut yang kelak menjadi kota Chiang Mai.

Kalau dilihat secara fisik, bangunan Wat Chiang Man nampak seperti Wat lainnya yang ada di Old City. Bahkan kalah megah dibanding Wat Chedi Luang dan Wat Phra Singh. Yang menjadikan Wat Chiang Man unik adalah dengan adanya sebuah Chedi dengan deretan 15 patung gajah di dasarnya yang sudah berwarna kehitaman. Itulah Chedi Chang Lom (Chang = gajah, dalam bahasa Thai). Chedi ini menjadi bangunan paling tua dan sekaligus simbol dari Wat Chiang Man.

Berfoto di depan Chedi Chang Lom
Selain Chedi Chang Lom, Wat ini memiliki 2 "Viharn" berarsitektur khas Lanna yang akan sering kita jumpai pada Wat-wat yang ada di Chiang Mai. Tipikalnya adalah dengan atap yang disusun secara berundak (bisa 3 atau 2 undakan) dengan bagian muka yang penuh ornamen detail yang umumnya berwarna keemasan. Pokoknya unik dan beda dengan yang biasa dilihat di Bangkok. Bangunannya pun tampak lebih elegan dan hangat karena banyak menggunakan elemen kayu.

Main Viharn of Wat Chiang Man ala Lanna Style dengan atap berundak
Bagian dalam Main Viharn didominasi warna merah dan berpusat pada sebuah "altar" dengan patung Buddha besar berwarna emas dan beberapa patung Buddha kecil lainnya. Sekeliling dinding di dalam Main Viharn dihiasi dengan lukisan mengenai cerita Buddha di dasar tembok berwarna merah.  Pada bagian altar kita akan melihat juga patung Buddha yang sedang memegang sebuah pot yang berasal dari tahun 1465.

Interior of Main Viharn of Wat Chiang Man
Pray at Main Viharn
Lukisan dinding di dalam Main Viharn
Untuk masuk Small Viharn kita akan disambut tangga dengan dua patung naga di sisinya. Small Viharn menyimpan cerita unik lain dengan adanya 2 patung Buddha yang berukuran kecil namun sangat terkenal. Patung itu adalah Phra Sae Tang Khamani (Crystal Buddha) yang dipercaya berasal dari abad ke-8; dan Phra Sila Buddha (Marble Buddha) yang berasal dari Srilanka yang berusia lebih dari 1000 tahun. Dua patung itu dipercaya memberi perlindungan bagi kota dan mendatangkan hujan.

Small Viharn Wat Chiang Man
Small Viharn Wat Chiang Man
Interior Small Viharn
Pelataran samping dari Small Viharn Wat Chiang Man
Wat Chiang Man terletak tak jauh dari Chang Puak Gate (salah satu dari 5 gerbang Old City of Chiang Mai). Buka setiap hari dari pukul 6 pagi sampai 5 sore dan bebas tiket masuk alias gratis. 

Chedi Chang Lom yang dihiasi oleh deretan patung gajah di dasarnya





Related Articles :
Wat Prathat Doi Suthep, Chiang Mai
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...