Kamis, 29 November 2012

Phnom Penh, Kamboja

National Museum of Cambodia
Aku berkesempatan mengunjungi Kamboja pada bulan Februari 2012.
Selain Angkor Wat, aku kurang mendapat bayangan lain tentang apa yang harus kami kunjungi, nikmati dan saksikan selama 6 hari kunjungan kami di Kamboja.

Saya memasuki Kamboja lewat jalur darat dari Vietnam. Saya memesan Sopaco Bis (seperti beberapa rekomendasi dari internet) untuk melakukan perjalanan lintas negara dari Ho Chi Minh City (HCMC) menuju Phnom Penh selama 6 jam. Bis-bis tersebut dapat dengan mudah kita reservasi di Pham Ngu Lao Area (Distric 1) di kota HCMC. Seingat saya harganya sekitar 12-15 USD dengan banyak pilihan jam keberangkatan, namun saya sarankan untuk reservasi dulu sehari sebelumnya.

Vietnam, jika anda lihat di peta akan nampak seperti pita yang tidak terlalu lebar. Sehingga saat perjalanan belum sampai 2 jam kita telah tiba di pos imigrasi antara Vietnam dan Kamboja. Semua penumpang harus turun tanpa kecuali untuk mengurus proses imigrasi. Diperlukan 25 USD sebagai biaya visa untuk memasuki Kamboja, namun untungnya itu tidak berlaku bagi Negara-negara Asia Tenggara (termasuk Indonesia :) ).
Moc Bai Immigration Check Point of Vietnam
Begitu memasuki Kamboja, pemandangan sawah-sawah yang sedikit mengering menjadi penghias pemandangan di jendela bis. Namun ada satu simbol khas berulang-ulang pada tiap kuil yang kami lewati sepanjang jalan yaitu patung Ular kobra berkepala tujuh. Simbol tersebut akan mudah nantinya ditemui di setiap penjuru Kamboja, mulai dari Phnom Penh, Siem Riep dan Angkor Wat.
First step in Phnom Penh 


Sore hari akhirnya kami tiba di Phnom Penh.
Phnom Penh kurang memberikan first impression yang unik bagiku. Layaknya kota besar, namun kita bisa menemui beberapa sisi etnik dari kota ini dengan adanya kompleks Royal Palace dan Wat Phnom di pusat kotanya. Yang unik adalah kota ini dibelah oleh sungai-sungai besar (Sungai Mekhong, Bassac dan Tonle Sap) dengan riverside yang cukup panjang dan nyaman untuk jogging di sore hari di daerah Sisowath Road.

Angkor Wat tidak terdapat di kota ini, melainkan di Siem Reap. Namun saya akan berikan beberapa panduan tentang apa yang harus anda kunjungi dan lakukan bila anda mengunjungi kota ini.

Pertama; Wat Phnom merupakan Kuil yang wajib anda kunjungi di kota ini. Legenda Lady Penh akan membawa anda ke asal usul nama kota Phnom Penh dan riwayat sejarah kota Phnom Penh.
Wat Phnom
Wat Phnom
Kedua; Kunjungilah Royal Palace yang anggun dan National Museum walau harga tiketnya sedikit merampok.
Royal Palace
Ketiga; penasaran dengan sejarah kelam Kamboja di bawah pemerintahan Pol Pot? Maka kunjungan ke Tuol Sleng menjadi pilihan tepat. Di Tuol Sleng, kita dapat melihat bagaimana gedung sekolah diubah menjadi rumah tahanan dan tempat penyiksaan bagi orang yang dicurigai melakukan pemberontakan dan pengkhianatan. 

Jika anda memiliki waktu lebih, kunjungilah Choen Ek. Disana anda akan melihat satu pohon tempat bayi-bayi dihantamkan sampai meninggal dan tempat pembantaian massal selama era Pol Pot. Seram? jika begitu, cukuplah anda mengunjungi Tuol Sleng.

Tuol Sleng Genocide Museum, an Unesco World Heritage Site
Bacalah dengan seksama peraturan tahanan di Tuol Sleng ini 
Keempat; Russian Market alias Psar Toul Tom Poung adalah tempat yang sayang dilewatkan bila anda mengunjungi Phnom Penh. Di tempat ini anda dapat menemukan barang branded dengan cacat minimal atau sisa ekspor dengan harga kaki lima. Keluarkanlah segenap kemampuan anda dalam menawar barang agar mendapat harga terbaik di pasar ini.

Kelima; kunjungilah Phnom Penh Night Market yang terletak di sebuah lapangan sekitar riverfront. Kali ini saat nya berburu oleh-oleh khas Kamboja. Jangan sampai anda melewatkan untuk membeli Scarf sutra dengan gambar Angkor Wat di tempat ini. Jangan lupa menawar dengan cukup kejam di tempat ini. Oiya, Kamboja menerima USD sebagai alat bayar (selain Riel Kamboja) dengan nilai konversi rata-rata yang hampir sama (1 USD = 4000 Riel) sehingga tidak perlu anda terlalu banyak menukar dolar anda ke Riel, karena akan susah menukar kembali jika anda memiliki sisa Riel Kamboja.


Phnom Penh Night Market
Keenam; Jika anda termasuk orang yang tergila-gila dengan shopping, maka Central Market dan Soria Mall mungkin menjadi tempat menarik untuk anda. Central Market kurang lebih serupa dengan Ben Thanh Market di HCMC, dan Soria Mall terletak tak seberapa jauh dari Central Market.

Central Market Interior
Berjalan sore hari/Jogging menyusuri Bassac River sepanjang jalan Sisowath bisa menjadi pilihan selanjutnya. Selain itu, diperlukan sedikit rasa penasaran dan jiwa petualangan untuk menikmati kota ini. Jika anda telah puas menikmati Phnom Penh, pergilah menuju Siem Reap dimana tersembunyi warisan utama Kamboja "The Kingdom of Wonder", yaitu Angkor Wat.

Royal Palace
Related Articles :

Aerial Photography Part 10 : Perth, WA

Perth City Skyline dilihat dari Kings Park
Perth; Aku berkesempatan mengunjungi ibukota Western Australia ini pada Oktober 2012. 
Perth terkenal dengan Angsa hitam nya sebagai simbol kota dan negara bagian Western Australia.

Perth bisa jadi merupakan salah satu cluster kota paling terpencil di dunia. Saya menempuh penerbangan 3 jam lurus ke arah selatan dari Denpasar-Bali tanpa melihat adanya kota besar lain yang signifikan di peta. Pandangan dari jendela pesawat hanya berupa lautan dan tanah yang nampak gersang.

Perth terletak di pesisir barat benua Australia yang terpisah jauh dari kota-kota besar lain di bagian timur Australia yang lebih terkenal (Sydney, Melbourne, Brisbane). Bahkan jarak dari Perth ke Jakarta lebih dekat daripada Jarak Perth ke Sydney. Kira-kira itu yang kujadikan alasan apabila ada teman yang bertanya : "Mengapa tidak sekalian ke Sydney saja, kan tanggung sudah di Australia?" dan jawabannya : "Masih jauh boo dari Perth, tiketnya saja lebih mahal daripada tiket balik ke Indonesia."

Swan River menjadi penanda kota ini karena tepat membelah jantung kota dan bermuara di Fremantle (Kota pelabuhan yang terletak dekat dengan Perth).

Cerita lain tentang Perth akan kutulis dalam postingan ku yang lain. Sementara, nikmatilah beberapa foto aerial view dari Perth City yang kuambil saat pesawatku lepas landas dari Perth International Airport menuju Ngurah Rai International Airport of Denpasar, Bali.



Perth City and the Swan River
Related articles :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...