Minggu, 29 Januari 2012

Cirebon : Keraton Edition Part 3 (Keraton Kacirebonan)

Keraton Kacirebonan

Keraton Kecirebonan (atau Kacerbonan) dibangun tahun 1800, banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris Wayang, perlengkapan perang, hingga gamelan. Keraton Kacirebonan berada di wilayah Kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan, tepatnya 1 Km sebelah barat daya dari Keraton Kasepuhan dan kurang lebih 500 meter sebelah selatan Keraton Kanoman. Keraton Kacerbonan merupakan pemekaran dari Keraton Kanoman setelah Sultan Anom IV yakni PR Muhammad Khaerudin wafat. Putra Mahkota yang seharusnya menggantikan tahta diasingkan oleh Belanda ke Ambon karena dianggap sebagai pembangkang dan memberontak. Ketika kembali dari pengasingan tahta sudah diduduki oleh PR. Abu sholeh Imamuddin. Atas dasar kesepakatan keluarga, akhirnya PR Anom Madenda membangun Istana Kacirebonan, kemudian muncullah Sultan Carbon I sebagai Sultan Kacirebonan pertama. 



Keraton Kacirebonan memiliki akses yang paling mudah dibanding ketiga keraton lainnya karena terletak tepat dipinggir sebuah jalan besar. Sama seperti Keraton Keprabon, bangunan Keraton Kacirebonan tidak termasuk tipologi arsitektural bangunan keraton. Bentuk bangunannya lebih seperti bangunan pembesar pada zaman kolonial Belanda dengan pengaruh arsitektur Eropa yang kuat.


Pintu Gerbang Jalan Kepatihan yang bersebrangan dengan Keraton Kacirebonan

Keraton Kanoman

Keraton Kasepuhan

Related Link :

Minggu, 22 Januari 2012

Gong Xi Fa Cai 2012


Sebuah Vihara di daerah Kianggeh, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam
Tahun Baru China (Imlek) adalah perayaan terbesar dan terlama dalam tradisi masyarakat Tionghoa. Perayaan akan berlangsung selama 15 hari di bulan pertama penanggalan China. Dimulai pada sehari sebelum Imlek dan diakhiri dengan perayaan Cap Go Meh pada tanggal 15 tepat saat bulan purnama bersinar. 

Tahun ini, Imlek jatuh pada tanggal 23 januari 2012. Persiapan festival dan dekorasi serba merah ala Imlek mulai menghias tempat-tempat umum (terutama di kota-kota dimana terdapat komunitas masyarakat Tionghoa). Kadang tradisi di suatu daerah terbilang unik, contohnya arak-arakan Cap Go Meh di Pontianak dan Singkawang yang boleh jadi merupakan yang terbesar di Indonesia (terkenal dengan atraksi trance dan pertunjukan kekebalan yang disebut Tatung).

12 Shio (Zodiak) pada Perayaan Tahun Baru China dilatar belakangi oleh legenda yang unik. Pada suatu masa, Buddha mengundang semua hewan untuk bertemu dengannya pada perayaan Tahun Baru China. Namun hanya 12 hewan saja yang paling cepat tiba yang akan diterima dan kemudian dijadikan lambang shio sesuai urutan kedatangan. Yang paling pertama datang adalah Sapi, namun ia tidak sadar bahwa seekor tikus duduk di atas punggungnya dan melompat di detik-detik terakhir. Maka jadilah shio tikus sebagai pembuka lambang shio China diikuti Sapi - Macan - Kelinci - Naga - Ular - Kuda - Kambing - Monyet - Ayam - Anjing dan Babi sebagai penutup lambang ke 12 Shio.


Tahun ini kita akan memasuki tahun Naga yang menggantikan tahun Kelinci. Sifat orang akan dikaitkan dengan hewan yang menjadi shionya.


Lampion, petasan, dekorasi dinding serba merah dan membagi Angpau kepada anak-anak menjadi tradisi yang menyenangkan dan berkesan selama perayaan imlek yang dimaksudkan agar tahun yang akan dihadapi mendatangkan keberuntungan dan kemakmuran


Dekorasi menjelang Imlek di salah satu sudut kota Singkawang, Kalimantan Barat
Related Articles :

Kamis, 19 Januari 2012

Aerial Photography Part 4 : Nusa Tenggara Barat


Ladang Garam di Kota Bima
Satu lagi seri Aerial Photography-ku : Nusa Tenggara Barat.

Aku berkesempatan mengunjungi NTB dalam kaitan tugas sebagai dokter pada proyek eksplorasi tambang di daerah Humpaleu, Kabupaten Dompu, NTB. Lokasi tambang tersebut terletak ditengah-tengah lebatnya hutan dan memerlukan waktu 8 jam dengan berjalan kaki menuju lokasi tersebut. Jalan raya belum menyentuh rimbunnya salah satu kawasan hutan di Pulau Sumbawa ini. Hutan ini merupakan tempat tinggal lebah-lebah madu yang menjadikan Pulau Sumbawa terkenal dengan madunya. 

(Baca postingan blog ku yang lain : In the Middle of Honey Forest).

Berhubung akses yang masih tertutup, maka dipilihlah "Si Capung Terbang" sebagai angkutan umum untuk mengangkut baik personel, logistik, mesin-mesin, material tambang yang akan dianalisa, bahkan kerbau!!! Kerbau itu digunakan untuk syukuran sebelum proyek dimulai untuk menghormati adat istiadat penduduk lokal. Kerbau itu beruntung pernah merasakan terbang dengan helikopter walau akhirnya bernasib naas pada sebilah parang. Kesempatan emas tersebut juga pernah dirasakan oleh ayam, wortel, karung beras, botol kecap, detergen dan perlengkapan lainnya yang merasakan terbang dengan Helikopter -ala Pak Presiden yang sedang memantau kondisi lalu lintas/banjir tahunan di Jakarta-.

Aku pun bernasib seberuntung botol kecap dan wortel tersebut yang merasakan terbang dari Hu'u ke Humpaleu maupun dari Hu'u ke kota Bima (Hu'u adalah nama desa tempat basecamp kami berada). Sehingga terciptalah Aerial Photography Part 4 : Nusa Tenggara Barat.


Humpaleu Forest, Kabupaten Dompu.
Humpaleu Forest & Indian Ocean

Humpaleu Forest, Dompu
Daerah yang gundul adalah tempat kami melakukan drilling untuk mengambil sampel batuan untuk analisa kandungan mineral.
My Camp, in the middle of forest
Hu'u
Angkot terbang jurusan Hu'u village - Humpaleu forest
a View between Dompu and Bima
Related Articles :

Selasa, 17 Januari 2012

Bantimurung; Kingdom of Butterfly

Kingdom of Butterfly

Bantimurung adalah taman nasional yang identik dengan kupu-kupu. Bantimurung yang terletak, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, tepatnya kurang lebih 12 Km sebelah timur kota Maros atau 40 Km dari Kota Makassar. Bantimurung dapat dicapai dengan perjalanan darat menggunakan angkutan umum sekitar 1, 5 jam dari kota Makassar atau sekitar 30 Menit dari kota Maros.

Selama perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan indah berupa hamparan perbukitan karst yang mencuat seperti gundukan tanah besar dan diselingi oleh areal persawahan. Benar-benar bisa membuat mata kita menoleh terus menerus saat berkendara menuju ke Bantimurung.

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung


Bersama teman-teman dokter PTT ku di Air Terjun Bantimurung

Ima, Puspita, Ari and Me in Kingdom of Butterfly




Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki berbagai keunikan, yaitu: air terjun besar di tengah taman, bukit karst, goa-goa dengan stalaknit yang indah, dan yang paling dikenal adalah KUPU-KUPU yang menjadikan Bantimurung dikenal sebagai kawasan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Taman Nasional ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan wisata alam berupa lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis, air terjun, dan gua yang merupakan habitat beragam spesies kupu-kupu.


Nama Bantimurung diambil dari gabungan kata, Benti dan Merrung yang dalam Bahasa Bugis (Bahasa salah satu suku di Sulawesi Selatan) berarti air dan bergemuruh atau air bergemuruh. Konon, itu perlambang sebuah air terjun yang ditemukan Karaeng Simbang, seorang bangsawan Maros yang sempat memimpin di sana. 


Taman Nasional ini memang menonjolkan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Di tempat ini sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999. Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan, yaitu Troides helena Linne, Troides hypolitus Cramer, Troides haliphron Boisduval, Papilo adamantius, dan Cethosia myrana. Antara tahun 1856-1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan tersebut untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Wallace menyatakan Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Menurutnya di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 150 spesies kupu-kupu. Di Taman Nasional ini juga terdapat Museum Kupu-kupu yang menyimpan koleksi kupu-kupu yang ada di sini.

Konon, pada masa lalu di Bantimurung kita dapat menyaksikan sekelompok kupu-kupu terbang bersamaan sehingga membuat langit menjadi gelap. Memang cukup banyak ragam kupu-kupu yang bisa langsung dinikmati disini, namun rasanya mustahil untuk melihat fenomena tersebut terulang kembali. 

Mulai dari masuk ke taman ini, kita akan disambut baliho besar berbentuk kupu-kupu jenis Papilio blumei yang menjadi primadona di tempat ini karena warna nya yang memang cantik dan jenis ini endemik di Bantimurung. keindahan warnanya bisa disejajarkan dengan warna merak, dan yang penting : masih dapat ditemui di Bantimurung.

      
Lokasi wisata ini juga memeliki dua buah gua yang bisa dimanfaatkan sebagai wisata minat khusus. Kedua gua itu adalah Gua Batu dan Gua Mimpi. Aku mengunjungi gua mimpi saat kunjunganku kali itu. Perjalanan menuju gua yang satu ini sangat-sangat menantang karena aku harus mendaki bukit-bukit karst dengan kecuraman kadang 60 derajat untuk meraih Mulut Gua Mimpi. Next, Aku akan menuliskan artikel tersendiri mengenai gua mimpi ini.

Gua Mimpi

Jika anda tidak berkesempatan untuk barpapasan dengan kupu-kupu cantik tersebut maka jangan kecewa, karena penduduk lokal telah menangkap dan mengawetkan kupu-kupu tersebut untuk dijadikan pajangan dinding, gantungan kunci, pembatas buku dan banyak lagi kerajinan lokal yang menggunakan kupu-kupu sebagai daya tariknya.
Cukup memprihatinkan memang melihat kupu-kupu yang indah tersebut tersimpan dalam pigura kaca. Semoga usaha penangkarannya sebanding dengan jumlah yang dieksploitasi, sehingga Bantimurung tetap menjalankan fungsinya sebagai Taman Nasional untuk konservasi dan tetap layak disebut sebagai "Kingdom of Butterfly".


Oleh-oleh ala Bantimurung

Related Article :
Benteng Rotterdam, Makassar
"Moth thematic"
Moth from Papua

Minggu, 15 Januari 2012

Cirebon : Keraton Edition Part 2 (Keraton Kanoman)

Keraton Kanoman
Kompleks Keraton Kanoman mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berlokasi di belakang pasar Di Keraton ini tinggal Sultan ke dua belas yang bernama Raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Keraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari dua puluh tujuh bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama Bangsal Witana yang merupakan cikal bakal Keraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak bola

Di keraton ini masih terdapat barang barang Sunan Gunung Jati, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum. Bentuknya burak, yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj. Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat kompleks bangunan bangunan bernama Siti Hinggil.

Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi. Di depan keraton selalu ada alun alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur keraton selalu ada masjid.

Jumat, 06 Januari 2012

Aerial Photography Part 3 : Ring of Fire (Javan Mountains)


Tanggal 25 Juni 2011, Langit biru cerah pada hari itu. Aku bersiap pada pagi hari di Bandara Soekarno Hatta untuk terbang menuju Denpasar.

Memesan untuk duduk di dekat jendela saat naik pesawat sepertinya sudah menjadi kebiasaanku tiap kali check in. Memandang warna biru terhampar luas melalui jendela pesawat akan lebih menyenangkan dibanding membaca atau tidur di pesawat (kecuali kalau memang sudah ngantuk banget).

Pesawatku terbang pukul 8 pagi, Sesaat setelah lepas landas seperti biasa nampak pemandangan megah, ruwet dan padat ala Jakarta terhampar di bawahku. Langit benar-benar cerah hari ini, luar biasa jernih dan aku duduk di jendela yang kinclong pula. Setelah keluar dari kawasan Jakarta pemandangan semakin menggoda dan aku mulai mengeluarkan kameraku untuk memfoto puncak-puncak pegunungan yang menyembul teraduk-aduk dengan awan. 

Hari tersebut juga aku sangat beruntung karena pesawat itu dikemudikan oleh pilot yang bergaya ala tour guide. Betapa tidak, setiap kali dia menemui spot unik dia akan membunyikan tombol "attention please" dan mulai menyebutkan pemandangan apa yang bisa kami lihat dari jendela pesawatku. Dan beruntungnya, aku duduk pada sisi jendela yang tepat. Ciremai, Merapi, Merbabu, Sindoro, Bromo, Semeru nampak dengan jelas tiap kali pilot membunyikan tanda pemberitahuan  dan berkata ; "Dari jendela anda di sebelah kanan anda dapat melihat Gunung Semeru beserta Gunung Bromo, Gunung Semeru merupakan gunung tertingi di Jawa......". Saat itu Bromo sedang dalam kondisi yang cukup aktif dan dari udara terlihat asap panjangnya mengepul dan jelas terlihat.

Setiap melewati spot unik, maka pilot itu akan bergaya tour guide dan membuat perjalanan hari itu menyenangkan dan terciptalah foto-foto Aerial Photography Part 3 : Ring of Fire (Javan Mountains). Selamat Menikmati!

 Pasundan (Jawa Barat)

Puncak Tertinggi di Jawa Barat : Gunung Ciremai (Cirebon, My Hometown)

Blue Paradise

Merapi, Merbabu, Sindoro

Javan Ring of Fire

Nice Flight, Clear Sky, Just Perfect

Bromo on Eruption

Bromo, Tengger, Semeru
 Related Articles :
Aerial Photography Part 1 : Kolbano Beach
Aerial Photography Part 2 : Tual, Maluku Tenggara
Aerial Photography Part 4 : Nusa Tenggara Barat


Kamis, 05 Januari 2012

Aerial Photography Part 2 : Tual, Maluku Tenggara

Tak habis-habisnya memang jika bercerita tentang keindahan Maluku, Provinsi Seribu Pulau di Indonesia. Setiap bagian di Maluku memiliki keindahan dan kekayaannya sendiri yang belum tereksploitasi secara luas, sehingga mengunjunginya akan berkesan eksotis dan penuh petualangan seolah mengunjungi hidden paradise.

Maluku Tenggara, terdiri dari 3 pulau utama yaitu pulau Kei Besar, Kei Kecil dan pulau Dullah. Dahulu, pusat pemerintahan Kabupaten ini terletak di Tual (Pulau Dullah), Namun setelah Tual menjadi Kotamadya, maka Langgur dipilih menjadi ibukota Maluku Tenggara. Langgur terletak di Pulau Kei Kecil dan dihubungkan ke Tual oleh jembatan Watdek. Tak Jauh dari Tual kita bisa menemukan pantai Pasir Panjang dengan pasir yang bersih sehalus tepung dan laut sebening kristal akuamarine.

Apabila kita mengunjungi Tual menggunakan pesawat, maka pemandangan cantik lewat jendela pesawat akan menjadi bonus sesaat kita akan mendarat di Bandara Langgur.

Inilah beberapa koleksi Aerial Photography Part 2 : Tual, Maluku Tenggara

Kepulauan Banda, The Spice Islands
Nice capture : Pulau Banda Besar, Pulau Neira dan Pulau Gunung Api.
Pulau Syahrir tampak di ujung bawah Pulau Banda Besar, dan Pulau Karaka antara Neira dan Gunung api
Kota Tual (kiri),  Kota Langgur (kanan) dan Jembatan Watdek
Maluku Tenggara
Emerald Islands


Pantai Pasir Panjang, Tual, Maluku Tenggara (April 2011)

Related Article :
Aerial Photography Part 1 : Kolbano Beach
Aerial Photography Part 3 : Ring of Fire (Javan Mountains)
Aerial Photography Part 4 : Nusa Tenggara Barat

Selasa, 03 Januari 2012

Aerial Photography Part 1 : Kolbano Beach

Heavenly Beach
Nenoat

Saya akan mulai memposting seri Aerial Photography. Pada seri ini saya akan menyuguhkan foto-foto dari ketinggian yang diambil dari pesawat, helikopter maupun gedung-gedung tinggi. Saya beruntung karena cukup sering melakukan perjalanan menggunakan pesawat bahkan helikopter, karena saya bekerja sebagai dokter pada proyek-proyek pertambangan yang kadang harus menggunakan helikopter karena daerah kerja yang terisolir. Helikopter juga digunakan sebagai alat untuk evakuasi bila terjadi kegawatdaruratan. 

Lepas dari hal tersebut, kamera merupakan barang yang agak sulit kulupakan saat aku melayang di ketinggian. Dan inilah beberapa suguhan foto aerial yang akan kutampilkan. Sayang rasanya hanya menyimpan foto-foto indah ini sendiri di laptopku saja, oleh karena itu aku akan share di blog ku ini. Semoga foto-foto ini bisa membuat kita semakin kagum akan keindahan negeri kita Indonesia. 

Pada seri pertama ini aku akan menampilkan foto-foto udara dari pesisir selatan Pulau Timor.  Lautan biru creamy dan sungai-sungai berdasar batu putih akan mendominasi fotokali ini. Kontur tanah yang kontras dan berbukit-bukit akan menampilkan pemandangan yang sangat sulit dilewatkan, bahkan untuk berkedip pun akan terasa sayang hahaha.

Pantai Kolbano di pesisir Selatan Pulau Timor memang sangat indah dan unik, keunikan dan keindahan nya bisa anda baca di postingan ku tentang Pantai Kolbano di : http://travellermeds.blogspot.com/2011/10/kolbano-white-stone-beach.html

Ok, selamat menikmati seri Aerial Photography ku yang pertama.

Kolbano

Pelita Air

Kolbano
Basecamp Saripari di Tepi Pantai Kolbano
Pesisir Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT

Flying without wing
Perfect kalau tak ada pantulan kaca heli nya
Oetuke

Kolbano, Fatu'Un
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...