Selasa, 17 Januari 2012

Bantimurung; Kingdom of Butterfly

Kingdom of Butterfly

Bantimurung adalah taman nasional yang identik dengan kupu-kupu. Bantimurung yang terletak, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, tepatnya kurang lebih 12 Km sebelah timur kota Maros atau 40 Km dari Kota Makassar. Bantimurung dapat dicapai dengan perjalanan darat menggunakan angkutan umum sekitar 1, 5 jam dari kota Makassar atau sekitar 30 Menit dari kota Maros.

Selama perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan indah berupa hamparan perbukitan karst yang mencuat seperti gundukan tanah besar dan diselingi oleh areal persawahan. Benar-benar bisa membuat mata kita menoleh terus menerus saat berkendara menuju ke Bantimurung.

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung


Bersama teman-teman dokter PTT ku di Air Terjun Bantimurung

Ima, Puspita, Ari and Me in Kingdom of Butterfly




Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki berbagai keunikan, yaitu: air terjun besar di tengah taman, bukit karst, goa-goa dengan stalaknit yang indah, dan yang paling dikenal adalah KUPU-KUPU yang menjadikan Bantimurung dikenal sebagai kawasan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Taman Nasional ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan wisata alam berupa lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis, air terjun, dan gua yang merupakan habitat beragam spesies kupu-kupu.


Nama Bantimurung diambil dari gabungan kata, Benti dan Merrung yang dalam Bahasa Bugis (Bahasa salah satu suku di Sulawesi Selatan) berarti air dan bergemuruh atau air bergemuruh. Konon, itu perlambang sebuah air terjun yang ditemukan Karaeng Simbang, seorang bangsawan Maros yang sempat memimpin di sana. 


Taman Nasional ini memang menonjolkan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Di tempat ini sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999. Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan, yaitu Troides helena Linne, Troides hypolitus Cramer, Troides haliphron Boisduval, Papilo adamantius, dan Cethosia myrana. Antara tahun 1856-1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan tersebut untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Wallace menyatakan Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Menurutnya di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 150 spesies kupu-kupu. Di Taman Nasional ini juga terdapat Museum Kupu-kupu yang menyimpan koleksi kupu-kupu yang ada di sini.

Konon, pada masa lalu di Bantimurung kita dapat menyaksikan sekelompok kupu-kupu terbang bersamaan sehingga membuat langit menjadi gelap. Memang cukup banyak ragam kupu-kupu yang bisa langsung dinikmati disini, namun rasanya mustahil untuk melihat fenomena tersebut terulang kembali. 

Mulai dari masuk ke taman ini, kita akan disambut baliho besar berbentuk kupu-kupu jenis Papilio blumei yang menjadi primadona di tempat ini karena warna nya yang memang cantik dan jenis ini endemik di Bantimurung. keindahan warnanya bisa disejajarkan dengan warna merak, dan yang penting : masih dapat ditemui di Bantimurung.

      
Lokasi wisata ini juga memeliki dua buah gua yang bisa dimanfaatkan sebagai wisata minat khusus. Kedua gua itu adalah Gua Batu dan Gua Mimpi. Aku mengunjungi gua mimpi saat kunjunganku kali itu. Perjalanan menuju gua yang satu ini sangat-sangat menantang karena aku harus mendaki bukit-bukit karst dengan kecuraman kadang 60 derajat untuk meraih Mulut Gua Mimpi. Next, Aku akan menuliskan artikel tersendiri mengenai gua mimpi ini.

Gua Mimpi

Jika anda tidak berkesempatan untuk barpapasan dengan kupu-kupu cantik tersebut maka jangan kecewa, karena penduduk lokal telah menangkap dan mengawetkan kupu-kupu tersebut untuk dijadikan pajangan dinding, gantungan kunci, pembatas buku dan banyak lagi kerajinan lokal yang menggunakan kupu-kupu sebagai daya tariknya.
Cukup memprihatinkan memang melihat kupu-kupu yang indah tersebut tersimpan dalam pigura kaca. Semoga usaha penangkarannya sebanding dengan jumlah yang dieksploitasi, sehingga Bantimurung tetap menjalankan fungsinya sebagai Taman Nasional untuk konservasi dan tetap layak disebut sebagai "Kingdom of Butterfly".


Oleh-oleh ala Bantimurung

Related Article :
Benteng Rotterdam, Makassar
"Moth thematic"
Moth from Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...