Kamis, 31 Oktober 2013

I amsterdam


Yeahh, tahun ini salah satu mimpiku terwujud : "Pergi ke Eropa".
Eropa adalah seperti "tanah suci" bagi hobi travellingku. Kalau disuruh isi 10 negara di dunia yang ingin kukunjungi, hampir seluruhnya diisi negara Eropa.
5 Mei 2013 adalah saat pertama kali aku menapakan langkahku ke Benua Biru itu. Tanggal yang mudah aku ingat, karena 5 Mei merupakan hari ulang tahunku. Semua seperti kado, karena perjalananku ke Eropa ini tanpa mengeluarkan biaya (aku bekerja saat itu sebagai dokter bagi grup tur), dan merupakan perjalanan dengan akomodasi termewah (karena biasanya aku travelling semi backpacker tapi kali ini nginep di Hilton Diagonal Mar, Barcelona bow :p).

Belanda ternyata adalah negara pertama yang aku injak di Eropa. Memang kali ini hanya trip ke Spanyol saja sih. Belanda cuma dijadikan tempat transit pesawat saja. Kalau dibilang overexcited sih terus terang iya lah. KLM direct flight Jakarta-Amsterdam menerbangkan aku jauh sekali. beribu-ribu kilometer jauhnya. 16 jam perjalanan jauhnya. Pokoknya puas deh seharian duduk di kursi pesawat. Sampe pegel, bosen, nengok-nengok jendela pun percuma soalnya gelap (aku naik penerbangan malam soalnya). Sesekali lewat daerah dengan kelipan lampu yang luas yang  kuduga kota sambil membayangkan ...ah mungkin dibawahku India atau Russia atau..., someday...someday i will be there :)

Langit menjadi sedikit berwarna. Sudah fajar rupanya. Di jendela tampak tanah datar terhampar dan dibelah kanal-kanal raksasa dengan kapal-kapal besar berlayar di dalamnya. Aku tidak mungkin salah tebak, kali ini pemandangan di jendela pesawatku pasti Belanda sang negeri kincir angin. Matahari baru saja terbit saat aku mendarat di Schiphol Airport. 
Belanda dengan kanal-kanalnya
Yuhuu.. Amsterdam I'm coming (monitor pesawat sebelum landing)
Masih subuh pas landing di Schiphol Airport
Schiphol adalah bandara yang rutin masuk ke dalam daftar bandara terbaik di dunia. Bandaranya besar sih dan terbagi menjadi beberapa terminal namun tetap satu atap alias nyambung baik untuk penerbangan interkontinental maupun lokal. Bangunannya yang masih satu atap memudahkan kami melakukan transit antar pesawat.  Papan petunjuknya pun cukup jelas sehingga tak terlalu sulit kami menemukan ruang tunggu untuk transit pesawat untuk menuju Barcelona.

Schiphol Airport
Schiphol International Airport of Holland

Schiphol International Airport of Holland
Deretan toko souvenir "I amsterdam" berjajar di beberapa sisi bandara. Nyesel banget saat itu karena tidak beli souvenir. Aku pikir... nanti aja pas pulang toh singgah di Schiphol lagi, taunya pas perjalanan pulang, kami terbirit-birit karena waktu transit yang pendek ditambah repotnya antri imigrasi. Tapi setidaknya ada oleh-oleh foto deh haha. 

I amsterdam
I amsterdam
Pesawat KLM lainnya dengan tujuan Amsterdam-Barcelona tak lama tiba dan mengantarkan aku ke salah satu negara favoritku : SPANYOL. ¡Hola España!


Jumat, 25 Oktober 2013

Wat Prasat, Chiang Mai


Wat Prasat adalah nama salah satu dari lebih 40 wat yang terletak di dalam kompleks Old City Chiang Mai. Memang bukan Wat utama, namun letaknya yang berdekatan dengan Wat Phra Singh yang terkenal menjadikannya sayang untuk dilewatkan. 

Wat Prasat diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-16. Bangunan inti Wat Prasat terdiri dari Ubosot (tempat penahbisan), sebuah Viharn (ruang doa) dan Chedi (pagoda). Ketiga bangunan tersebut berjajar dalam satu garis lurus.

Viharn pada Wat Prasat dibangun dengan gaya ala Lanna dengan atap berjenjang yang terbuat dari kayu dan full dekorasi berwarna keemasan. Pada pintu masuknya terdaapat tangga dengan 2 naga pada sisinya.

Hal unik dari Wat Prasat adalah adanya terowongan pendek yang menghubungkan Viharn dan Chedi. Hal ini dirasa ganjil karena pada umumnya pintu masuk Viharn berhadapan dengan patung Buddha. Namun di Wat Prasat pintu masuk Viharn berhadapan dengan terowongan menuju Chedi.

Wat Prasat terletak di tepi jalan Inthawororot. Buka mulai jam 6 pagi sampai jam 5 sore.





Wat Prasat, Chiang Mai

Related Articles :
Wat di Chiang Mai : Wat Chiang Man; Wat Prathat Doi Suthep

Sabtu, 19 Oktober 2013

Wat Chiang Man, Kuil Tertua di Chiang Mai


Jika anda mengunjungi Chiang Mai - Thailand, maka kita akan familier dengan Old City of Chiang Mai. Kota tua tersebut berbentuk persegi dengan sisi masing-masing sepanjang 1,6 kilometer. Kota itu dikelilingi oleh parit dan tembok kota yang saat ini hanya tersisa di 5 gerbang old city.

Yang unik dari Old City adalah banyaknya "Wat" atau kuil yang terletak di area itu. Total ada 40 lebih Wat di Old City (dan lebih dari 300 di seluruh kota Chiang Mai). Setidaknya ada 3 Wat utama  di kompleks Old City yang wajib dikunjungi, yaitu : Wat Phra Singh, Wat Chedi Luang dan Wat Chiang Man.

Wat Chiang Man (atau biasa disebut Wat Chiang Mun, วัดเชียงมั่น) terletak di sebelah timur laut Old City dan merupakan Wat tertua di Chiang Mai dan dibangun pada tahun 1297. Sejarah Wat Chiang Man erat kaitannya dengan berdirinya kota Chiang Mai itu sendiri. Dimana Wat Chiang Man merupakan salah satu bangunan awal dan Wat yang pertama dibangun saat King Mengrai bermaksud mendirikan ibukota baru dari Kingdom of Lanna menggantikan Chiang Rai. Dari Wat ini pula lah King Mengrai mengawasi pembangunan ibukota baru tersebut yang kelak menjadi kota Chiang Mai.

Kalau dilihat secara fisik, bangunan Wat Chiang Man nampak seperti Wat lainnya yang ada di Old City. Bahkan kalah megah dibanding Wat Chedi Luang dan Wat Phra Singh. Yang menjadikan Wat Chiang Man unik adalah dengan adanya sebuah Chedi dengan deretan 15 patung gajah di dasarnya yang sudah berwarna kehitaman. Itulah Chedi Chang Lom (Chang = gajah, dalam bahasa Thai). Chedi ini menjadi bangunan paling tua dan sekaligus simbol dari Wat Chiang Man.

Berfoto di depan Chedi Chang Lom
Selain Chedi Chang Lom, Wat ini memiliki 2 "Viharn" berarsitektur khas Lanna yang akan sering kita jumpai pada Wat-wat yang ada di Chiang Mai. Tipikalnya adalah dengan atap yang disusun secara berundak (bisa 3 atau 2 undakan) dengan bagian muka yang penuh ornamen detail yang umumnya berwarna keemasan. Pokoknya unik dan beda dengan yang biasa dilihat di Bangkok. Bangunannya pun tampak lebih elegan dan hangat karena banyak menggunakan elemen kayu.

Main Viharn of Wat Chiang Man ala Lanna Style dengan atap berundak
Bagian dalam Main Viharn didominasi warna merah dan berpusat pada sebuah "altar" dengan patung Buddha besar berwarna emas dan beberapa patung Buddha kecil lainnya. Sekeliling dinding di dalam Main Viharn dihiasi dengan lukisan mengenai cerita Buddha di dasar tembok berwarna merah.  Pada bagian altar kita akan melihat juga patung Buddha yang sedang memegang sebuah pot yang berasal dari tahun 1465.

Interior of Main Viharn of Wat Chiang Man
Pray at Main Viharn
Lukisan dinding di dalam Main Viharn
Untuk masuk Small Viharn kita akan disambut tangga dengan dua patung naga di sisinya. Small Viharn menyimpan cerita unik lain dengan adanya 2 patung Buddha yang berukuran kecil namun sangat terkenal. Patung itu adalah Phra Sae Tang Khamani (Crystal Buddha) yang dipercaya berasal dari abad ke-8; dan Phra Sila Buddha (Marble Buddha) yang berasal dari Srilanka yang berusia lebih dari 1000 tahun. Dua patung itu dipercaya memberi perlindungan bagi kota dan mendatangkan hujan.

Small Viharn Wat Chiang Man
Small Viharn Wat Chiang Man
Interior Small Viharn
Pelataran samping dari Small Viharn Wat Chiang Man
Wat Chiang Man terletak tak jauh dari Chang Puak Gate (salah satu dari 5 gerbang Old City of Chiang Mai). Buka setiap hari dari pukul 6 pagi sampai 5 sore dan bebas tiket masuk alias gratis. 

Chedi Chang Lom yang dihiasi oleh deretan patung gajah di dasarnya





Related Articles :
Wat Prathat Doi Suthep, Chiang Mai

Rabu, 09 Oktober 2013

Tanjung Tinggi, Pantai Laskar Pelangi


Pantai Tanjung Tinggi adalah salah satu tempat yang cantik di Belitung. Pantai ini juga menjadi tempat untuk syuting lokasi film Laskar Pelangi. Pantainya berpasir putih, memiliki batu-batu yang besar, dan berair jernih. Cantik!

Keindahan pantai-pantai di Belitung memang membuat siapa pun jatuh cinta. Tak heran, banyak wisatawan yang berbondong-bongong untuk melihat sendiri kecantikan pantai-pantai di Belitung. Jika sedang di Belitung, berkunjunglah ke Pantai Tanjung Tinggi. Dijamin, Anda akan jatuh cinta pada pantai ini.

Pantai Tanjung Tinggi berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Tanjung Pandan, Belitung. Anda dapat menempuh perjalanan dengan mobil atau menggunakan jasa travel agent, dan menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Pantai Tanjung Tinggi berbentuk teluk kecil, serta memiliki panjang kurang lebih 100 m. 

Setibanya di pantai ini, anda akan langsung tergoda untuk berlarian dan bermain di pantai. Pantainya sangat putih dan sangat bersih. Airnya pun berwarna biru kehijauan. Benar-benar sempurna, saat Anda menghabiskan waktu di Pantai Tanjung Tinggi. Anda seolah akan merasa di suatu tempat yang seperti mimpi. 

Jika berjalan ke arah timur di pantai ini, Anda akan menemukan batu-batu granit yang besar. Di sinilah lokasi syuting film Laskar Pelangi. Batu-batunya sangat besar dan gagah, Anda bisa menjelajahi batu-batu tersebut dan merasa seperti bocah-bocah Laskar Pelangi. Tentu, ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Selain bermain, Anda juga dapat berfoto dengan batu-batu granit besar itu. Perpaduan pemandangan yang indah antara batu granit, pasir yang putih dan air laut yang hijau kebiruan, akan menjadi pemandangan yang luar biasa indahnya. Tunggulah sampai sunset, cahayanya akan menjadi penutup hari yang manis.












Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...