Selasa, 19 Maret 2013

Wat Phrathat Doi Suthep, Chiang Mai



Jika anda mengunjungi Chiang Mai, maka rasanya tidak sah jika tidak mengunjungi kuil yang satu ini : Wat Phrathat Doi Suthep (วัดพระธาตุดอยสุเทพ). Walau terletak di luar kota Chiang Mai, namun adalah suatu keharusan bagi kita mengunjungi kuil tersuci di wilayah utara Thailand ini. 

Sesuai namanya, Kuil ini terletak di Doi Suthep (Doi = gunung dalam bahasa Thai). Kuil ini dapat dijangkau dengan relatif mudah dari Chiang Mai dengan perjalanan sekitar 30-40 menit mendaki Doi Suthep. Banyak alternatif kendaraan yang bisa digunakan seperti mengendarai motor sewaan, mengikuti city tour, atau kalau mau hemat kita bisa naik Songthaew (serupa Jeepney di Manila atau kakaknya bemo kalau di Indonesia).

Songthaew merah untuk menuju Doi Suthep, banyak dijumpai di Chang  Puak Gate
Aku memilih menggunakan Songthaew kala mengunjungi Wat Phrathat Doi Suthep. Songthaew untuk menuju ke Wat Phrathat Doi Suthep berwarna merah dan mudah kita temui di Gerbang Chang Puak (Gerbang di bagian utara Old City). 

Tarif untuk menuju ke Doi Suthep bervariasi karena sistemnya cost sharing. Jika satu songthaew terisi penuh (10 orang), maka kita hanya perlu membayar 60 baht (18 ribu)  untuk sampai tiba di Doi Suthep. Namun perlu waktu yang lama untuk menunggu songthaew tersebut penuh, alhasil kadang supir songthaew menawarkan untuk berangkat walau penumpang belum penuh dengan konsekuensi meningkatnya tarif hingga 90-100 baht untuk sekali jalan. Untuk pulang sistemnya juga sama. Oiya, kita juga bisa mencarter songthaew tersebut dengan tujuan sesuai kehendak hari kita asal harganya cocok.

Aku adalah penumpang pertama di songthaew hari itu, cukup lama kami menunggu penumpang lainnya. Sampai akhirnya tiba 2 orang lokal dari Bangkok yang juga sedang berperan sebagai turis di Chiang Mai. Mereka bernego dengan supir dan menawarkan kepada kami untuk mencarter songthaew sebesar 1600 baht (400 baht/orang karena kami berempat) untuk mengunjungi 3 tempat (Doi Pui Tribe Village, Bhubing Royal Winter Palace dan tentunya ke Wat Phrathat Doi Suthep). Setelah hitung-menghitung dan untuk menghemat waktu maka aku berkata OK. Maka meluncurlah Songthaew merahku menuju Doi Suthep. 

Itu mungkin hari keberuntunganku, 400 baht aku rasa cukup murah. Selain hemat waktu, kita juga agak sedikit kesulitan bila hendak mencari angkutan sambungan jika hendak ke Bhubing Palace atau Doi Pui Tribe Village (Ke Wat Phrathat Doi Suthep saja susah nyari nya). Dan 2 orang lokal yang menemaniku cukup bisa berbahasa Inggris dan menjadi "tur guide lokal" bagiku yang menunjukan arah, memfoto dan menawar harga. Mantap pokoknya.

Bhubing Royal Winter Palace of Thailand
Doi Pui, Hmong Tribe Village
Mengenakan pakaian adat penduduk lokal di Doi Pui, Hmong Tribe Village
Kita akan disambut 309 anak tangga begitu tiba di Wat Phrathat Doi Suthep. Aku memilih membayar funicular lift seharga 50 baht pulang pergi untuk naik ke atas Wat, mengingat malam harinya aku berencana menjelajahi Chiang Mai Night Market.

Wat Phrathat Doi Suthep terkenal dengan chedi nya yang berwarna emas mengkilap dan payung emas yang menghiasi 4 sudut chedinya. Letaknya yang cukup tinggi membuat udara menjadi segar dan jika cuaca cerah kita bisa menyaksikan kota Chiang Mai dari Wat ini.

Ingat, tidak sah jika mengunjungi Chiang Mai tanpa singgah ke Wat yang satu ini.

Bersama my honey, Pekky dan Pui di Doi Suthep
Related Articles :

1 komentar:

  1. Lg nyari info ttg Chiang mai Dan Chiang rai, Nemu blog INI:)

    Tpi aku Dan kawanku rencana sewa motor mas ke doi suthep nya. Supaya bisa puas jelejah tmpat lainnya..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...