Minggu, 07 Juli 2013

Gereja Portugis di Tepi Sungai Chao Phraya, Bangkok

Santa Cruz Church in the Bank of Chao Phraya River, Bangkok

Chao Phraya adalah nama sungai besar yang melintas di Bangkok. Sungai ini memisahkan Bangkok dari Thon Buri yang berada di sisi yang bersebrangan. Thon Buri pernah menjadi ibukota Siam  pada kepemimpinan Raja Taksin (1767-1782) sebelum akhirnya dipindahkan ke Bangkok oleh King Rama I pada tahun 1782.

Bangkok adalah salah satu kota yang berhasil menerapkan riverfront city. Sungai di Bangkok tidak dianggap sebagai halaman belakang tempat pembuangan limbah, namun justru lebih berfungsi sebagai etalase. Angkutan sungai yang cukup memadai dan banyaknya bangunan yang menghadap sungai (dibanding membelakanginya) menjadikan perjalanan menyusuri Sungai Chao Phraya menjadi salah satu daya tarik saat mengunjungi Bangkok.

Dari beberapa bangunan kuil indah yang terdapat di tepi Sungai Chao Phraya, ada beberapa bangunan yang tampil berbeda dengan desain khas Eropa yang berkubah atau bermenara runcing. Dan memang, dua bangunan tersebut adalah gereja peninggalan Portugis yang pernah berpengaruh di Thailand.

Gereja-gereja tersebut adalah Santa Cruz Church dan Holy Rosary Church

Gereja Santa Cruz (Santa Cruz Church / โบสถ์ซานตาครูซ)

Gereja Santa Cruz, Bangkok
Gereja Santa Cruz, Bangkok
Hubungan antara Siam dan Portugis bermula saat penyerangan Burma yang memaksa Siam kehilangan ibukotanya di Ayutthaya. Raja Taksin kemudian memerintahkan untuk memindahkan ibukota ke Thon Buri. Pada saat itu Bangsa Portugis menawarkan bantuan kepada Kerajaan Siam untuk memberi bantuan militer untuk mengusir Burma dari Kerajaan Siam.

Sebagai pengakuan atas kerjasama tersebut, Raja Taksin memberikan sebidang tanah di Thon Buri untuk mendirikan Gereja. Gereja tersebut dibangun sebagai tempat ibadah bagi pedagang Portugis di Ayutthaya yang terpaksa hijrah ke Thon Buri akibat penyerangan Burma. Itulah awal pendirian Gereja Santa Cruz yang selesai dibangun pada tanggal 25 Mei 1770 yang awalnya merupakan bangunan kayu.

65 tahun kemudian gereja kayu tersebut dirombak dan dibangun ulang. Bangunan yang baru tersebut bergaya sedikit oriental sehingga penduduk lokal mulai menamainya dengan "Kudi Jeen/Kudichin Church" (Gereja China). Bahkan hingga saat ini bangunan ini kadang dipanggil dengan nama Wat Kudi Jeen (Wat = Kuil/Shrine dalam bahasa Thai).

Pada tahun 1916 gereja mengalami perombakan ulang dan bertahan hingga saat ini. Bangunan yang baru dibangun bergaya Italia oleh arsitek yang memang berasal dari Italia. Tampilan baru gereja ini nampak cantik dengan kubah bersegi delapan, dindingnya yang dilengkapi kaca patri dan warna bangunannya yang merah kecoklatan.

Berhentilah di dermaga (pier) Tha Ratchini jika anda ingin mengunjungi gereja ini dari tepi sungai Chao Phraya. Dari pier Tha Ratchini akan ada feri dengan rute menyebrang sungai yang akan mengantar anda tiba di Pier Tha Kudi Jeen dengan biaya yang sangat murah.


Gereja Holy Rosary (Holy Rosary Church / หรือวัดแม่พระลูกประคำ)

Gereja Holy Rosary, Bangkok
Gereja Holy Rosary, Bangkok
Berbeda dengan Gereja Santa Cruz yang didirikan di Thon Buri, Gereja Holy Rosary dibangun di Bangkok pada tahun 1786. Empat tahun setelah pemindahan ibukota dari Thon Buri ke Bangkok. Gereja ini dibangun di atas tanah yang dihadiahkan oleh King Rama I kepada bangsa Portugis.

Latar belakang pembangunan gereja ini juga akibat masuknya misionaris dari Perancis di gereja Santa Cruz yang membuat kaum Portugis merasa perlu membangun gereja lainnya sehingga dibangunlah Gereja Holy Rosary di Samphanthawong, di sebelah selatan Chinatown.

Jika Gereja Santa Cruz dinamai Wat Kudi Jeen oleh penduduk lokal, maka Gereja Holy Rosary terkenal sebagai Wat Kalawan. Nama tersebut berasal dari kata Calvary (nama bukit tempat Yesus disalib) yang kemudian berubah menjadi Kalawar dan akhirnya Kalawan.

Gereja ini sempat terbengkalai seiring menghilangnya komunitas Portugis di kota Bangkok, namun pengungsi Katolik dari Vietnam dan Kamboja memanfaatkannya sebagai tempat ibadah saat terjadinya Perang Indochina.

Gereja ini juga telah mengalami beberapa renovasi total, dan bangunan yang berdiri sekarang dibangun pada tahun 1891 - 1898. Bangunan yang sekarang berdiri megah berwarna krem dengan  menara tunggal berkubah runcing dengan Patung Bunda Maria berdiri tegak di atas kubah pintu masuk. Letaknya di tepi Sungai Chao Phraya, mudah dijangkau dan tak jauh dari pusat perbelanjaan River City dan Yaowarat/China Town

Gereja Holy Rosary
Gereja Holy Rosary

Related Articles :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...