Kawah Domas adalah nama salah satu kawah dari setidaknya 9 kawah yang ada di Gunung Tangkuban Perahu. Meski tak seterkenal Kawah Ratu (yang merupakan kawah terbesar di Gunung Tangkuban Perahu), namun kita bisa menikmati lebih banyak aktivitas menyenangkan disini (foto-foto, berendam air hangat, self-vulcanic spa, rebus telur) untuk melengkapi kunjungan kita berwisata di Komplek Wisata Alam Tangkuban Perahu.
Jika Kawah Ratu terletak di tepi jalan raya, maka untuk mengunjungi Kawah Domas kita perlu sedikit usaha ekstra untuk berjalan kaki melewati jalan setapak. Ada 2 jalan menuju ke Kawah Domas, yaitu dari Parkiran Kawah Ratu dan dari Parkiran Kawah Domas. 2 jalan ini sama-sama berupa jalan setapak. Jika fisik anda terbatas maka aku sarankan memilih akses via Parkiran Kawah Domas yang jalannya relatif datar dengan jarak tempuh hanya sekitar 500 meter.
Jika anda gemar berpetualang maka tetap kusarankan akses via Parkiran Kawah Domas juga hahaha. Intinya akses via parkiran Kawah Ratu tidak aku rekomendasikan, apalagi anda membawa kendaraan dan memarkir di area Kawah Ratu. Jarak yang yang ditempuh via jalur ini lebih jauh (sekitar 2 km) dan melewati medan yang berbukit kadang agak licin. Untuk orang yang tidak terbiasa hikking mah berasa banget untuk atur nafasnya. Padahal jalanan dari Parkiran Kawah Ratu menuju Kawah Domas relatif menurun tuh.
Tiba di Kawah Domas juga bukan suatu yang membuat hati lepas bahagia bagi anda yang memilih akses via Parkiran Kawah Ratu. Kengerian akan melanda manakala membayangkan jalan kembali menuju parkiran Kawah Ratu untuk mengambil kendaraan anda. 2 kilometer akan kembali dilalui dan kali ini dalam posisi menanjak hahahaha. Males banget bayanginnya.
Kalian pasti sudah dapat menebak kalau kali itu aku kejeblos masuk Kawah Domas via Parkiran Kawah Ratu. Semua berawal dari petunjuk salah berjamaah yang diberikan pedagang warung dan guide jadi-jadian yang banyak berada di tempat ini.
Perlu ekstra hati-hati memang dengan penduduk lokal yang berusaha memanfaatkan ketidaktahuan para "turis" seperti kami yang berpikir lurus-lurus saja.
Jebakan Betmen 1 (Pedagang warung sumber sengsara)
Kami sudah masuk ke akses jalan menuju Kawah Domas via parkiran Kawah Ratu. tak sampai 5 menit kami menemui sebuah warung di tepi jalan setapak itu. Kami putuskan untuk bertanya karena kami bermaksud balik ke parkiran untuk pindahkan mobil kami jika ternyata akses via jalur ini sulit.
si ibu pedangang warung mengatakan : "lewat jalan ini saja, jalannya menurun".
"Tapi bu kami parkir di Kawah Ratu lohhh..." jawabku
"Pelan-pelan juga sampai dek. Lanjutin aja jalannya daripada parkir lagi di Domas. Dari Domas juga banyak angkot ke Kawah Ratu, tar tinggal naik angkot aja dari Domas.
Gak sekalian beli telur untuk direbus di Domas dek? murah cuma 4 ribu" lanjut si ibu
(telur mentah 4 ribu per biji kok murah sih??) pikirku dalam hati
"Bu, numpang ke WC saja bu, teman saya mau kencing."
Ooo... silahkan ke samping, WC nya disamping, maaf kotor.
(Ramah juga nih ibu ijinin pake WC nya, beli aja deh telurnya sapa tau beneran di Kawah Domas malah lebih mahal), Bu... telurnya kurangin dong harganya.
3 butir 10 ribu deh, nanti ibu plastikin dan kasih tali biar bisa langsung rebus di Kawah Domas
"Oke deh bu"
"Ini dek telurnya, jadi 12 ribu ya sama uang toiletnya".
(hahahaha asem ini mah ga jadi nawar, toiletnya 2 ribu coi). Ini Bu 12 ribu #dengan wajah datar
sambil melanjutkan perjalanan aku bilang ke temanku : "makanya Do jangan sok ke Toilet, mana toiletnya ga jelas kayak tadi. Ini kan hutan, kencing aja di semak-semak (sambil aku kencing di semak), nihhh gua lagi HEMAT 2 ribu hahaha.
(NB : Ibu ini adalah orang yang paling aku caci maki dan sumpahin setelah tau betapa susahnya akses balik dari Kawah Domas ke Kawah Ratu. Kasih info yang jujur nape? kan gak bikin susah orang).
Jebakan Betmen 2 (Guide jadi-jadian dengan tarif luar binasa)
Untuk jebakan betmen ini aku gak kena sih untungnya.
Saat melanjutkan perjalanan, kami melewati sebuah pondokan kecil tempat beberapa orang berkumpul. Waduhh ada apa nih, kok di tengah jalan kayak ada check point gini plus beberapa orang kumpul? Aku lewat saja sambil memberi salam.
Tiba-tiba tanpa diminta seorang anak mengikuti aku dan temanku dari belakang. aku baru menyadarinya setelah 100an meter.
Ada apa dek? tanyaku
Nggak apa-apa kak, cuma nemenin aja.
Oooo, makasih dek, kami jalan sendiri saja, adek gausah ikut.
Gapapa kak, biar ditemeni saja sampai Kawah Domas.
Tidak usah dek, kami tau jalannya (padahal gatau juga jalannya sih hahaha. Tapi percayalah, tak perlu guide di tempat ini karena setelah kami lewati jalannya ya hanya 1).
Di sini aturannya wajib ditemani kak.
(mulai maksa nih... uda bikin kesal) Gak usah dek, kami tidak mau #Dengan nada agak tinggi sambil pasang muka kesal terus lanjut jalan tanpa nengok ke belakang.
Berhasil.... tuh anak gak ikut lagi di belakang.
Pemandangan hutan berkabut di jalur ini keren loh. Kalau demen foto-foto boleh deh coba akses jalur ini.
(NB : Saat di Kawah Domas kami melihat seorang ibu yang di guide dimintai uang 200 ribuan, padahal mereka hanya di guide tidak jelas dan melumuri kaki sang visitor dengan lumpur vulkanik ala spa)
Lumayan Do, kita hemat banyak. untung gak diikutin guide (sambil menggosok kaki dengan lumpur vulkanik ala spa). Kalau cuma ngolesin lumpur gini kan bisa sendiri ya Do walau gak pakai guide.
Tak lama munculah pedagang telur : "Mau beli telur dek? sebutir 2 ribu untuk direndam di kawah"
"APA??? Telurnya sebutir 2 ribu pak?? Sial bener tuh ibu tadi telurnya muahal, uda gitu kan repot karena aku harus menjaga 3 telur dalam plastik itu gak pecah sepanjang 2 kilometer jalan menurun menuju Kawah Domas! mana pegang kamera dan lain-lain. Yahhhh ketipu deh Do, mending beli telurnya disini aja T.T
|
Vulcanic Mud Spa |
|
3 telur ajaib yang kujaga tidak pecah sepanjang perjalanan :D |
|
Vulcanic-Boiled Egg |
Jebakan Betmen 3 (tukang ojek sialan)
Singkat kata kami sudah selesai menikmati Kawah Domas, kaki sudah relax berendam di air hangat sambil dioles lumpur vulkanik. Perut lumayan terganjal berkat 3 telur rebus ajaib yang kujaga supaya tidak pecah sepanjang jalan yang licin menurun.
"Wil, pulangnya gimana nih? gua gak sanggup pulang lewat jalan tadi lagi."
Waduhhh terus lewat mana lagi ya do? Coba tanya orang warung saja deh (di Kawah Domas ada juga warung yang menjual telur (harga 2 ribu hahaha) dan souvenir. Dia menyarankan kita keluar lewat parkiran Domas yang lebih landai, jauh perjalanannya sekitar 500 meter.
Yuk Do kita pulang! Panggilku kepada Reinaldo temanku.
Gua cape Wil, mana masih kudu nyetir ke Jakarta habis ini. gua naik ojek aja deh.
Yaudah, coba aja kita cari ojek, tapi disini masih belum ada. Jalan dulu aja, lagian kalau bener 500 meter kan nggak jauh.
Aku menyalakan MP3 sambil melewati jalan landai dengan sedikit tanjakan (pikirku : kenapa tadi gak lewat sini aja ya? Sialan tuh ibu warung ngasih info sesat). Kemudian kulihat pondok dengan seorang sedang membuat kerajinan dari batang pakis hutan.
Wahhh bagus ya pak hiasan dari batang pakisnya (basa-basi tapi beneran aku berusaha ramah dan tulus memuji karena bagus) Pak, ada ojek gak dari sini?
Kalau mau ya bisa De, tapi tunggu motornya balik. lagi dipake untuk antar tamu turun
(syukurlah bisa naik ojek dari sini) Berapa pak kalau naik ojek sampai parkiran Domas?
100 ribu Dek
(Glekkk mahal amat) Bisa kurang pak?
60 ribu
Do, gua jalan kaki aja deh, elu kalau mau naik ojek terserah, 60 ribu mah gak kira-kira. jalan aja pelan-pelan kan gak terlalu nanjak. kalau bener 500 meter kan nggak jauh.
Makasih Pak, sambil berjalan meninggalkan bapak itu.
Setelah berjalan agak lama tiba-tiba terdengar klakson kencang berulang-ulang dari belakang kami, ada 2 motor agak ngebut membonceng pasangan bule dengan anaknya. Kami sudah minggir, tapi ya motor itu ngebut di jalan licin berbatu seperti ini sehingga dia menabrak batu. Dia pergi sambil mengumpat.
"Lahhh memang salah kita? suruh sapa dia ngebut?"
Pelan tapi pasti, akhirnya kami sampai di parkiran Domas. jalannya terbukti lebih pendek dan datar.
Tiba-tiba seorang menghampiri kami, rupanya bapak tukang ojek yang kami sempat tawar di atas. Dia maalh dan bilang, "kalau mau jalan kaki ya minggir kalau ada motor lewat, tadi saya sampai nabrak batu gara-gara kalian!"
(dalem hati mau bilang : emang jalan nenek moyang lu? -mungkin juga sih jalan nenek moyang nya hahaha- mau minggir kayak gimana lagi? sampai masuk jurang gitu? lagian siapa suruh elu ngebut?)
Pantesan dia gak mau tarif kurang dari 60 ribu saat tadi kutawar, soalnya dalam waktu singkat dia toh bisa dapat bule yang bisa dia palak sampai 100 ribu per orang. Bule rasanya cuma bisa pasrah pada posisi itu.
Lagi-lagi ketemu makhluk sialan di tempat ini. Semuanya berawal dari ibu warung sialan.
|
Jalan setapak antara Parkiran Kawah Ratu menuju Kawah Domas |
Jebakan Betmen 4 (angkot ngetem ATAU angkot mahal?)
Nahhhh sekarang tinggal mikir bagaimana cara ke parkiran Ratu dari parkiran Domas. Kalau tadi kita pindah parkiran masalahnya jadi simpel dan sudah dari tadi-tadi kita bisa pulang.
Naik ojek deh Do, elu naik ojek. terus jemput gua di bawah terus kita langsung cabut pulang.
Bisa ditebak tarif ojeknya 75 ribu T.T
Pilihan lainnya naik angkot. Kalau mau langsung jalan bayar 150 ribu untuk berdua. Kalau mau bareng-bareng ya 20 ribu tapi ngetem sampai rada penuh.
Udah mau meledak rasanya, terlalu banyak oknum pemeras di objek wisata ini.
Terlalu banyak info yang salah yang diberikan untuk mengeruk setiap rupiah yang dimiliki para pengunjung yang tidak tahu. Mungkin mereka berpikir, tidak setiap hari turis-turis ini ke sini. Mumpung sedang disini kita kuras saja uangnya.
Sampai aku berjanji akan menuliskan ulah mereka supaya gak ada yang kejeblos lagi kayak aku (atau minimal bisa sama-sama senyum kalau pernah kejeblos juga)
Gua jalan kaki aja Do! Gua udah kesel di sini. Gua mau pulang SEGERA dari tempat ini.
Ehhh memang rejeki, tiba-tiba angkot tadi kemasukan beberapa orang juga (yang kayaknya ketipu juga) dan siap meluncur ke kawah Ratu. Biayanya 20 ribu per orang......... yahhh sudahlah...... (pasrah).
Lega rasanya melihat mobil Reinaldo yang terparkir manis di Kawah Ratu. Kami pun foto-foto di Kawah Ratu (lagi) dan istirahat sejenak sambil mengutuki ibu warung yang pertama kali menyarankan dengan pedenya agar kita lewat jalur dengan jebakan-jebakan betmen yang menyebalkan. Sialan tuh ibu!!!
|
Kawah Putri, Kawah utama Gunung Tangkuban Perahu |
|
Kawah Domas yang mendidih |
Related Articles :