Minggu, 18 Maret 2012

My South East Asia Tour on February 2012


14 Hari
14 Malam
7 Kota
6 Dokter
5 Penerbangan
4 Negara
3 Cultural Show
2 Cruise
1 Petualangan tak terlupakan

Februari 2012 berakhir dengan sempurna dan penuh kesan dalam hidupku.
Lebih dari separuh dari bulan itu kuhabiskan dengan mengunjungi negara-negara tetangga di Asia Tenggara, menikmati keindahannya dan mengagumi budaya dan warisan sejarah yang sangat beragam. 

Thailand, Vietnam, Kamboja dan Malaysia.

Petualangan ini berawal dari pembelian tiket promo setahun yang lalu untuk 4 penerbangan ke beberapa kota. Cukup pesimis sebenarnya bagiku untuk mewujudkannya mengingat jangka waktu perjalanannya yang cukup lama (2 minggu). Aku berterimakasih untuk kelima temanku dalam perjalanan ini yang membuat perjalanan ini begitu berkesan bagiku mulai dari persiapan tur hingga akhirnya tak sadar semuanya telah terlewati. Petualangan bersama kalian terasa seperti makan Nom Bo Kho di Hanoi. Penuh rasa : manis, asin, asam, pedas :)

Thanx untuk Gatot dan Jeffry yang sudah bersusah payah mensurvey dan membuat itinerary yang menjadi panduan kami menjalani perjalanan mandiri tanpa tur. Segala kerusuhan dan repotnya booking hotel online, show, cruise dan ini itu terbayar impas dengan liburan kali ini.

Bangkok, Hanoi, Ha Long, Ho Chi Minh City, Phnom Penh, Siem Reap, Kuala Lumpur merupakan kota-kota yang kami kunjungi pada perjalanan kali ini.

3 hari di Thailand
5 hari di Vietnam
5 hari di Kamboja
1 hari di Malaysia

Bangkok tampak sempurna bagiku, Ibukota negara yang juga merupakan pusat kebudayaan, keagamaan, wisata. Tampak cantik dengan Wat (kuil) nya yang tersebar di seluruh kota. Penuh warisan budaya dan bangunan yang dikerjakan dengan sangat-sangat detil. Bangkok seolah memiliki segalanya, mulai dari Khao San Area yang sangat hidup pada malam hari, surga belanja di Chatuchak Market, Show gak jelas dan bikin penasaran di Patpong Night Market dan Show spektakuler kelas dunia saat menyaksikan Siam Niramit. Inilah kota dan negara yang paling ingin kukunjungi lagi di kemudian hari.

Grand Palace
Wat Arun and Chao Phraya River 

Grand Palace, Bangkok
Kami disambut oleh suara melengking pramugari yang menyanyikan jingle "Welcome to Hanoi" saat pesawat mendarat di Noi Bai Airport (yang nadanya kemudian menjadi soundtrack dan bahan candaan yang sering kami nyanyikan sepanjang tur ini). 
Bandara Noi Bai terasa sejuk saat itu dan kesejukannya terus kami rasakan sampai parkiran, hingga kami sadar bahwa suhu Hanoi berkisar antara 10-14 derajat!!! 
Suasana ala musim dingin membuat kota Hanoi tampil elegan, tenang, indah. Suasana tropis yang penuh keringat dan sunburn di Bangkok berganti dengan sweater, syal dan semangkuk hangat Pho di Hanoi. Aura dan keanggunan ala Perancis masih bisa kita temui di kota ini. (Vietnam dan Kamboja adalah negara bekas jajahan Perancis)

Hoan Kiem Lake, Hanoi
Hanoi adalah kota yang paling aku suka selama perjalanan ini dan menjadi favoritku.
Dari Hanoi kami mengunjungi Ha Long Bay yang kuanggap sebagai main attraction pada tur ini. 
Ha Long Bay adalah salah satu New Seven Wonder of Nature yang memukau dengan pemandangan ala chinese paintingnya. Pulau-pulau mencuat dari dalam laut seperti punggung naga yang sedang tertidur di laut sehingga ia dijuluki "descending dragon bay". Menikmati pemandangan spektakulernya dari sebuah cruise membuatnya sempurna dan tak terlupakan.
Ha long Bay
Dari Hanoi kami terbang menggunakan Jetstar menuju Ho Chi Minh. (4 Penerbangan lainnya menggunakan Airasia)
Ho Chi Minh City tak terlalu berkesan bagiku. Namun segala kegilaan dan kecanduan akan es kopi Vietnam  bermula di kota ini. Berbungkus-bungkus kopi "Trung Nguyen" kami impor ke Indonesia dalam travel bag kami karena rasa dan aromanya yang hmmmm luar biasa.

Sejarah gelap Kamboja pada rezim Khmer Merah (Khmer Rouge) akan tergambarkan saat kita mengunjungi Tuol Sleng Genocide Museum di Phnom Penh. Satu bangsa jatuh ke titik nol bahkan minus pada suatu periode kelam dalam sejarah Kamboja. Namun negara ini bangkit dengan cepat.

Royal Palace, Phnom Penh
Kota Siem Reap sedang berkembang sebagai tujuan wisata kelas dunia dengan Angkor Wat nya terkenal. Kompleks kota kuno di era Angkorian ini memang sangat luas dan tak akan habis untuk dikunjungi satu atau dua hari. Phnom Penh sendiri sebagai ibukota dihiasi dengan kuil, museum dan kompleks istana cukup indah. Namun secara umum, kunjungan ke Kamboja cukup menguras dompet dengan harga tiket-tiket masuk tempat wisata yang relatif mahal. Suasana ironis nampak saat menyaksikan penduduk miskin yang berbaris cukup panjang mulai dari pagi buta untuk mendapat pengobatan gratis dari rumah sakit yang mendapat bantuan Internasional, dan itu terlihat hampir tiap hari saat kami melewati Rumah Sakit tersebut

Ta Phrom Temple (salah satu kompleks candi di Angkor Wat) memang indah dan unik dengan akar-akar pohon yang melilit batuan candi, namun secara jujur aku lebih menyukai keanggunan Candi Prambanan di Indonesia. Tetapi perlu diakui bahwa kompleks Angkor Wat sangat luas dan mengagumkan. Jika Kamboja dahulu diidentikan dengan ladang ranjau dan perang, maka Indonesia perlu belajar bagaimana Kamboja menyulap negaranya dalam waktu relatif singkat menjadi negara wisata.


Ta Phrom Temple
Apsara Dance, Cambodia

Kami disambut hujan lebat saat memutuskan mengambil half day city tour (hujan pertama dalam 14 hari perjalanan kami). Bahkan Petronas Tower berkabut saat kami mencoba berfoto di depannya.
Kunjungan kami ke Malaysia hanya sembari lewat dalam rangka transit dari Kamboja ke Jakarta dengan jeda selama 12 jam. Kami mengunjungi Batu Cave, keliling KL, mengunjungi Putrajaya dan hujan gerimis mengguyur sepanjang masa kunjungan kami di Malaysia.

Batu Caves, Kuala Lumpur Malaysia
Brunei Darussalam, Batam dan Singapura adalah tempat-tempat lain yang ku kunjungi selama Februari 2012 dalam perjalanan lain yang lebih singkat.

14 Hari
14 Malam
7 Kota
6 Dokter
5 Penerbangan
4 Negara
3 Cultural Show
2 Cruise
1 Petualangan tak terlupakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar