Minggu, 06 November 2011

Manado, the Capital of Spicy and Exotic Cuisine

  
kue ala manado


Manado adalah ibukota Sulawesi Utara yang terkenal dengan sebutan Nyiur Melambai. Dengan keindahan alam, kekayaan budaya, kuliner dengan rasa otentik, merupakan beberapa hal yang membuat kota ini sempurna dan memiliki potensi yang besar untuk dikemas sebagai Kota Wisata layaknya Bali. 

Sektor Pariwisata di kota Manado sangat menjanjikan. Banyak pilihan bagi wisatawan untuk berekreasi dan berwisata ria. Cukup panjang daftar yang harus dibuat untuk menyebutkan tempat-tempat menarik yang ada di sekitar Manado. Kita bisa mulai dari yang paling terkenal yaitu Taman Laut Bunaken yang telah dikenal dunia internasional. Bunaken terkenal akan keindahan dan luasnya terumbu karang disana plus palung-palungnya yang menjorok langsung ke laut dalam. Selanjutnya kita bisa masukan banyak lokasi unik di daftar kita seperti Diving site di Pulau Lembeh, Melihat Tarsius di Tangkoko, Situs Megalitikum Waruga, Danau Tondano dan Danau Linow, pusat perbelanjaan di sepanjang jalan Boulevard, menikmati pantai di Malalayang, Wisata Rohani ke Bukit Doa dan Bukit Kasih dan masih banyak lagi. Namun ada hal yang jangan sampai anda lewatkan di kota ini : WISATA KULINER.

Dengan Iin sarapan bubur Manado (Dego-dego Cafe)
Manado dikenal dengan cita rasa makanan nya yang berempah dan pedas. Ada beberapa tempat makan yang aku kunjungi saat ke Manado yang menurut temanku berada di top list dan most recommended. Dimulai dengan ke kawasan Wakeke. Cobalah anda melewati jalan ini pada pagi hari, kita akan menemui antrian kendaraan yang cukup tersendat. Kios-kios makanan yang menjual Tinutuan alias Bubur Manado berjajar disini. Pagi hari adalah saat yang tepat untuk menikmati tinutuan ditemani ikan nike, perkedel jagung, dan sambal ikan Roa khas Manado. Anda juga bisa memesan Mie Cakalang sebagai alternatif. Soal rasa bisa dibuktikan dengan selalu ramainya kawasan tersebut saat jam sarapan. Hari itu aku dengan Iin sebagai guideku memilih Dego-dego Cafe. Pada hari tertentu anda bisa menikmati alunan musik Kolintang sambil menghabiskan Tinutuan beserta pelengkapnya. Manado banget bukan?

Menu sarapan lainnya yang beken di Manado adalah Nasi kuning. Nasi kuning di Manado sedikit berbeda dengan nasi kuning yang umumnya ditemui di Jawa. Di Manado lauk yang digunakan sebagai pendamping nasi kuning adalah ikan cakalang, kering kentang dan sambal. Nasi kuning Seroja dan nasi kuning Ternate adalah beberapa nama yang cukup beken di Manado. Ada lagi yang unik tentang nasi kuning di sini. Jika anda ingin membawa nasi kuning tersebut untuk dimakan di rumah, mereka akan membungkusnya dengan daun woka (seperti janur berbentuk kipas) sehingga tampilannya unik.

Nasi Kuning ala Manado
Siang hari anda bisa menuju kawasan Paal 2 untuk menikmati Es Tji Mei. Es Tji mei mirip dengan Es kacang merah/brenebon namun ada campuran durian dan alpukat di dalamnya.

Kalau ingin sekedar menikmati kue-kue dan makanan ringan khas Manado maka Miangas adalah tempat yang tepat. Anda bisa memesan Gohu, dan mengambil beberapa kue khas seperti lalampa, panada, temo coe, lampu-lampu, bobengka dan lain-lain. Gohu adalah semacam asinan pepaya muda yang dicampur dengan cuka, jahe, cabe dan terasi plus gula garam. Saya suka dengan rasanya yang segar namun tetap sedikit berempah berkat adanya campuran jahe.

Bagi anda pecinta ekstrim kuliner anda bisa mengunjungi Tinoor. Tinoor terletak di jalan antara Manado dan Tomohon. Pemandangan di daerah ini indah, namun ada hal lain yang saya cari disana saat itu : masakan tikus ala Minahasa. Walaupun tikus yang digunakan untuk makanan ini adalah tikus hutan pemakan buah, namun tetap memerlukan keberanian untuk menelannya. Hidangan tersebut biasa disajikan dengan lontong. Agak susah menelan hidangan yang satu ini namun rasa nya tidak semengerikan tampilannya. rasanya lembut seperti daging ayam. Namun tetap aku tak bisa berlama-lama melihat potongan daging tersebut berada di depan mataku (sebenarnya sudah tak terlalu nampak jelas karena sudah terpotong-potong). kami lanjut ke daerah Tondano.

Tikus Rica-rica @Tinoor

Mampirlah ke Tondano sambil menikmati kuliner di tepi danaunya. Olahan dari kolombi (siput) adalah sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Nikmatilah seporsi sate kolombi sambil menikmati danau terbesar di Sulawesi utara tersebut. Woku kolombi dan tumis kangkung adalah makanan lain yang perlu anda coba karena kangkung di Tondano sepertinya merupakan varietas raksasa hahaha.

Makan Siang di tepi Danau Tondano
Malam hari adalah saat yang tepat untuk memilih sepanjang restoran di tepi pantai Manado untuk menikmati hidangan laut, kelapa muda ditemani terpaan angin laut dan suara ombak. Maknyuss rasanya. Kita bisa menyaksikan kelap-kelip pertokoan di kawasan Boulevard Manado dari kejauhan sambil menunggu pesanan datang. Aku memesan Woku Ikan saat itu. Woku adalah jenis masakan manado yang paling aku suka. Biasanya teknik memasak ini menggunakan ikan atau makanan laut lainnya sebagai bahan dasarnya. Woku merupakan olahan yang kaya akan bumbu dan rempah. tampilan akhirnya seperti masakan kuning yang sedikit pekat namun kalau dicicipi kita akan menemukan perpaduan antara sereh, kunyit, jahe, daun kunyit, daun bawang, kemiri pokoknya campur aduk deh tapi enak sekali. dan jangan lupa memesan kelapa muda, karena tak afdol rasanya kalau belum minum kelapa muda di Kota Nyiur Melambai ini.

Hidangan yang nikmat pula disantap malam hari adalah rage. Hidangan non-halal ini merupakan sate babi dalam potongan besar, namun dengan teknik membakar yang pas sehingga semua daging tetap masak sampai di dalamnya. 

Untuk desert, Manado punya Klapertart. Kue dengan bahan dasar kelapa ini sangat cocok untuk dijadikan oleh2 ala Manado. Dalam kue ini kita bisa merasakan gurihnya kelapa muda berbetuk potongan-potongan dengan rasa creamy susu dan wangi rhum. Di bagian atas nya terdapat taburan keju, kismis, kenari yang merupakan kesukaan saya semua. Rasanya tentu pas di lidah dan dijamin ketagihan. Klapertart biasa disimpan dan disajikan dalam keadaan dingin. Untuk oleh-oleh lainnya kita bisa membeli sambal ikan roa, bagea, cakalang fufu selain klapertart.

Masih banyak hidangan unik ala Manado, cukup banyak juga yang terkenal seperti Erwe, Paniki, Tinoransak dan kawan-kawan nya yang membuat manado layak untuk dinobatkan menjadi

The Capital of Spicy and Exotic Cuisine versi saya. Untuk yang belum pernah ke Manado, silahkan cantumkan kota ini ke list teratas daftar tujuan wisata anda dan selamat menikmati keelokan Negeri Nyiur Melambai.
  
Manado
View of Manado from the top of  Sintesa Peninsula Hotel
Related Articles ;
Danau Linow, Minahasa

3 komentar:

  1. Nice point of view... Thanks buat explore tanah kelahiranku... Apalagi kulinernya... Mantap!!
    Btw koreksi dikit ya, kayaknya di fotomu bukan lalampa dech tp lumpia, trus yg satunya lagi bukan tampilan gohu tapi bowl...

    BalasHapus
  2. ooo tengs ya Gel utk koreksinya. Tp ada lalampa kok di foto itu tp cm keliatan daunnya saja di sebelah kanan hahaha. Ooo yg di gambar itu bowl kah? rasa nya rupa gohu yang kita ada makan di rumah kak Eka di kusuri. cuma memang pepaya nya sudah matang tuh yang di gambar

    BalasHapus
  3. Iya dech ada lalampa tp liat bae2, dikit lagi...
    Kalo yg pepaya disini bilang bowl, kalo gohu itu pepaya mengkal dan potongannya slim bukan gede2 kyk gbr diatas... Ntar dech aku nyari gohu dulu br kirim picnya biar artikelmu complete... Cuma skrg manado lg hujan, gak matching mkn gohu ntar dikira aku ngidam lg

    BalasHapus